Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Juky Mariska

Bergabung dengan OCBC NISP sejak tahun 2014 dan kini menjabat sebagai Executive Vice President, Wealth Management Head

Bayangan Stagflasi Ekonomi Dunia

Kompas.com - 24/06/2022, 15:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal tersebut akan berdampak pada kelas aset obligasi yang juga diperkirakan akan mengalami kenaikan imbal hasil atau penurunan harga. Namun, dengan masih tingginya imbal hasil riil dan selisih imbal hasil yang cukup jauh dengan US Treasury, tentunya kenaikan imbal hasil akan lebih bersifat moderat.

Selain itu, dengan bobot investor asing yang relatif underweight pada Surat Utang Negara, juga akan mengurangi tekanan jual pada obligasi. Investor yang memiliki jangka waktu investasi jangka menengah hingga panjang, dapat fokus pada pendapatan kupon dari surat utang yang memiliki durasi yang lebih singkat.

Kenaikan inflasi tentunya merupakan efek samping dari pemulihan ekonomi yang tidak dapat dihindarkan. Pada siklus ini, Indonesia sebagai negara eksportir komoditas, maka sektor-sektor seperti energi, komoditas dan industri akan menjadi motor penggerak pasar saham.

Hal ini mendorong investor asing membanjiri pasar saham Indonesia. Data yang terhimpun year-to-date per 15-Juni, tercatat Rp 71,38 triliun aliran dana asing yang masuk, membuat penguatan IHSG dari awal tahun masih bertahan di level 6,47 persen. Ekspektasi pertumbuhan laba emiten di tahun ini diperkirakan di kisaran 12 hingga 15 persen.

Bagi Anda yang sedang merencanakan investasi, pastikan untuk mengetahui profil risiko Anda sebelum berinvestasi. Sehingga, Anda dapat mengoptimalkan imbal hasil dan mengendalikan risiko dengan melakukan strategi investasi seperti alokasi aset dalam portfolio keuangan, diversifikasi hingga investasi secara bertahap, yang seringkali disebut dollar cost averaging.

Tak hanya menentukan strategi investasi, kita pun perlu mengeksekusi strategi tersebut. Membuat keputusan investasi di tengah situasi yang kurang kondusif tentunya tidak mudah, apalagi jika mulai berinvestasi dengan cara tradisional, dimana kita perlu datang mengunjungi bank terdekat atau membutuhkan proses tatap muka secara langsung.

Namun dengan kemajuan teknologi, tentunya hal ini semakin dipermudah. Tentunya, investor juga perlu memilih bank dengan reputasi dan kredibilitas yang baik, yang juga diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pertimbangkan untuk berinvestasi melalui bank yang dapat menyediakan layanan investasi terintegrasi dengan transaksi keuangan harian untuk memudahkan transaksi pembelian investasi yang dipilih.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut RI Waspada Potensi Stagflasi, Apa Dampaknya ke Ekonomi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com