Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sebut Banyak Investor UEA Tertarik Danai IKN hingga Wisata Laut RI

Kompas.com - 03/07/2022, 08:59 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, para investor dan pengusaha asal Uni Emirat Arab (UEA) tertarik berinvestasi di Indonesia, mulai dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru hingga pembangunan wisata laut.

Hal itu diungkapkannya setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, UEA, pada Jumat (1/7/2022) lalu.

"Alhamdulillah pertemuan Bapak Presiden dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi, mereka sangat optimistis bekerja sama dalam beberapa proyek yang bisa disinergikan antara UAE, dengan Indonesia," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Garuda Diminta Fokus Layani Penerbangan Domestik, Erick Thohir: Ngapain Kita Bisnis Gaya-gayaan...

Para pengusaha dan investor yang hadir dalam pertemuan dengan Jokowi antara lain National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.

Erick Thohir menyebut ada empat poin yang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan tersebut, yakni kerja sama di bidang logistik udara, IKN, pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru, dan perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara.

Ia menjelaskan, terkait IKN, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat memang perlu membuat ibu kota baru. Erick memandang pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

“Tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia itu harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Tentu dengan sistem dari teknologi terbarukan tentu kita harus menyiapkan kota masa depan," jelasnya.

"UAE sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya," tambah Erick Thohir.

Baca juga: Menang PKPU, Erick Thohir Pastikan Garuda Indonesia Disuntik PMN Rp 7,5 Triliun

Pada kerja sama di bidang logistik udara, ia menilai, UEA dan Indonesia bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan di tengah ketidakpastian rantai pasok dan logistik dunia.

Menurutnya, Indonesia merupakan pusat rantai pasok lantaran dikenal kaya akan sumber daya alam seperti energi hingga pangan. Secara bersamaan UAE bisa menjadi jendela untuk Indonesia melakukan transaksional dari barang-barang lokal ke luar negeri.

"Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi," katanya.

Lalu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan wisata laut yang mengedepankan ekonomi. Hal ini bertujuan agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia dan tidak sekadar mengeksploitasinya.

Erick Thohir mengatakan, ada banyak destinasi wisata yang perlu dilindungi keberlanjutannya, seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo. Oleh sebab itu, diperlukan peta biru (blue print) secara menyeluruh untuk wisata laut yang bersahabat dengan alam, sehingga tidak sekedar entertainment dan tourism.

Sementara mengenai perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara, kata dia, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja.

"Tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu," pungkas Erick Thohir.

Baca juga: Erick Thohir Perintahkan KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di KA dan Segera Proses Sanksi Hukumnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com