Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Nelayan Indonesia Bukan Semata-mata Ingin "Disuapi"

Kompas.com - 19/07/2022, 19:03 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kerap berdiskusi dengan para nelayan saat kunjungan kerja ke berbagai daerah.

Menurut Erick, para nelayan kerap dihadapkan pada sejumlah hal yang memengaruhi produktivitas, baik sisi permodalan, pendampingan, hingga akses pasar.

"Yang saya pahami dari dialog dengan rekan-rekan dari kampung nelayan, sejatinya nelayan Indonesia bukan semata-mata ingin 'disuapi', melainkan membutuhkan satu ekosistem sehat dan berkelanjutan," kata Erick dalam siaran pers, Selasa (19/7/2022). 

Baca juga: Erick Thohir Minta Nelayan Berkoperasi agar Mudah Dapat BBM Subsidi

Dalam acara Munas IV KNTI bertajuk Aksi Kolaborasi Pemenuhan Hak Nelayan Tradisional menuju Indonesia yang Mandiri, Adil, Makmur, dan Lestari di Gedung Smesco Tower, Jakarta, Selasa, Erick mengatakan, ada tantangan di sektor perikanan saat ini sangat kompleks.

Oleh karena itu, ia mengaku siap berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) untuk mendorong potensi perikanan di Indonesia.

"Tantangan di sektor perikanan sangat kompleks, kita harus ikut perubahan, kalau kita berdiam diri, kita tidak akan ke mana-mana. Kami siap membangun ekosistem perikanan Indonesia lewat kolaborasi antara BUMN,” ujar Erick.

Erick berjanji mendorong BUMN seperti Himbara, Perindo, Perinus, hingga PNM untuk terlibat dalam ekosistem tersebut. Erick mengatakan nelayan memegang peran penting bagi masa depan ekonomi serta kedaulatan pangan bangsa.

“54 persen asupan protein nasional berasal dari produk ikan dan makanan laut lainnya. Nelayan Indonesia tidak boleh jadi ayam yang kelaparan di lumbung padi,” jelas Erick.

Dengan luas dan beragamnya kondisi perairan Indonesia, Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Erick mengatakan potensi perikanan darat Indonesia sebesar tiga juta ton per tahun, sedangkan potensi perikanan laut mencapai 12,54 juta ton per tahun.

Baca juga: Besok, Serikat Buruh Gelar Demo di Balai Kota dan PTUN Jakarta

Erick mengatakan BUMN bertekad mewujudkan kesejahteraan nelayan dan memetakan kebutuhan para nelayan, melalui tiga inisiatif. Pertama, pendanaan nelayan dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan PNM di sektor perikanan.

Erick mengatakan serapan KUR di nelayan baru sebesar Rp 2,1 triliun dari total KUR yang mencapai Rp 388 triliun. Serapan PNM Mekaar di nelayan yang baru sebesar Rp 1,6 triliun dari total alokasi yang disediakan yang sebesar Rp 46 triliun.

"Ini masih terlalu kecil, maka kita dorong supaya ada pendataan ganda di nelayan, suami dapat bantuan, ibu-ibunya juga di rumah bisa tetap berusaha dengan PNM Mekaar. Bantuan permodalan ini bisa membantu nelayan terlepas dari jeratan rentenir," sambung Erick.

Baca juga: Menkop-UKM Minta Nelayan Tradisional Segera Berkoperasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com