Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tax Ratio" Indonesia Ada di Bawah Rata-rata Negara Asia Pasifik

Kompas.com - 26/07/2022, 21:15 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mencatat, rasio pajak (tax ratio) Indonesia pada tahun 2022 berada di bawah rata-rata tax ratio negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Menurut lembaga tersebut, tax ratio Indonesia pada tahun 2022 sebesar 10,1 persen produk domestik bruto (PDB), atau lebih rendah dari rata-rata tax ratio Asia Pasifik yang sebesar 19 persen PDB. Bahkan, tax ratio Indonesia kali ini jauh lebih rendah dari rata-rata tax ratio OECD yang sebesar 33,5 persen PDB.

Meski begitu, OECD menegaskan Indonesia tak sendiri. Pasalnya ada negara-negara lain di Asia Pasifik yang juga mencatat tax ratio di bawah rata-rata regional. Hanya saja, memang Indonesia berada di posisi bontot dan hanya mengungguli Bhutan dan Laos dengan tax ratio masing-masing 8,9 persen PDB.

Baca juga: Soal NIK Jadi NPWP, Kemenkeu: Permudah Warga Lapor dan Bayar Pajak

“Dari 28 negara di kawasan Asia Pasifik, sebanyak 12 negara saja yang memiliki tax ratio di atas rata-rata Asia Pasifik yang sebesar 19,1 persen PDB pada 2020. Sebagian besar negara Asia dalam laporan kami berada di bawah rata-rata tax ratio Asia Pasifik,” tulis lembaga tersebut dalam laporan Revenue Statistics in Asia and the Pacific 2022.

Nah, angka tax ratio yang dikeluarkan oleh OECD ini juga memperhitungkan kontribusi jaminan sosial atau iuran jaminan sosial (SSC). Bila tidak memasukkan hitungan SSC tersebut, maka tax ratio Indonesia pada tahun 2022 rupanya hanya 9,5 persen PDB.

Bahkan, hanya ada tiga negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki tax ratio tanpa iuran jaminan sosial yang di bawah 15 persen PDB, yaitu Indonesia, Malaysia dengan tax ratio sebesar 11,1 persen PDB, dan Kazakhstan dengan tax ratio sebesar 13,3 persen PDB.

Baca juga: 2 Tahun Tak Bayar Pajak, Data Registrasi Kendaraan Bakal Dihapus!

Sebaliknya, ada 6 negara di kawasan Asia yang memiliki tax ratio di kisaran 15 persen PDB hingga 20 persen PDB, tanpa iuran jaminan sosial, yaitu Filipina dengan tax ratio 15,0 persen PDB, China dengan tax ratio 15,2 persen PDB, Thailand 15,5 persen PDB, Vietnam 15,8 persen PDB, Jepang 18,5 persen PDB, dan Mongolia dengan tax ratio 17,3 persen PDB.

Sebagai catatan, OECD menyebut tidak memasukkan iuran jaminan sosial dalam perhitungan tax ratio, tidak terlalu berdampak signifikan terhadap tax ratio terhadap PDB negara-negara di kawasan Pasifik. Pasalnya, dana perlindungan sosial terutama dari pendapatan umum dan bukan dari iuran jaminan sosial.

Sedangkan di sebagian besar negara kawasan Asia, iuran jaminan sosial ini memiliki peran yang lebih signifikan dalam perhitungan tax ratio terhadap PDB. (Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari)

Baca juga: Pelaku Ekonomi Kreatif Bisa Dapat Insentif Pajak

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: OECD: Tax Ratio Indonesia 2022 di Bawah Rata-rata Negara Asia Pasifik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com