Oleh: Frangky Selamat, Lydiawati Soelaiman Ida Puspitowati*
Kemendikbudristek telah meluncurkan Program Wirausaha Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar menjadi wirausaha di sejumlah perguruan tinggi.
Program ini menegaskan kembali bahwa kewirausahaan dapat diajarkan dan wirausaha dapat diciptakan melalui serangkaian proses pembelajaran yang runtut dan sistematis.
Walau tantangannya tidak mudah, pendidikan kewirausahaan membuka kesempatan yang lebih luas kepada seluruh mahasiswa tanpa memandang asal program studi untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya.
Wirausaha sejati adalah mereka yang menciptakan bisnis dengan penawaran yang baru (inovatif) dan bernilai tambah, tidak hanya bagi konsumen tetapi juga bagi masyarakat.
Dalam lingkup lebih luas, wirausaha ini memberikan kontribusi pada pendapatan negara dan berperan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Wirausaha seharusnya tidak sama dengan sekadar pemilik usaha, karena sesuai nama mereka adalah pahlawan (wira) usaha.
Maka, proses melahirkan wirausaha bukan hanya sekadar mengajarkan konsep bisnis belaka atau proses membuka usaha. Penanaman pola pikir (mindset) menjadi hal utama.
Satu sasaran awal paling penting dalam proses pembelajaran kewirausahaan adalah membangun intensi berwirausaha. Intensi yang terbangun menciptakan dorongan untuk berperilaku selayaknya wirausaha.
Studi dari Galloway dan Brown (2002) mengindikasikan bahwa mayoritas lulusan biasanya merencanakan untuk memulai bisnis setelah lima hingga sepuluh tahun pengalaman kerja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.