Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Investasi Saham di Tengah Ketidakpastian Global Ala Kaesang Pangarep

Kompas.com - 27/09/2022, 19:20 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian global saat ini masih dibayang-bayangi ketidakpastian yang berasal dari lonjakan inflasi di berbagai negara, imbas dari konflik Rusia-Ukraina yang tidak berkesudahan, serta meningkatnya kebutuhan komoditas energi jelang musim dingin.

Lonjakan inflasi tersebut kemudian direspons oleh pengetatan kebijakan moneter bank sentral berbagai negara, dengan cara menaikan suku bunga acuannya secara agresif.

Kedua sentimen tersebut membuat bursa saham di berbagai negara bergerak cukup fluktuatif, sehingga sejumlah investor lebih berhati-hati dalam menempatkan dananya, dan tidak sedikit memutuskan untuk 'wait and see'.

Baca juga: Cara Investasi Saham bagi Pemula dan Tipsnya

Namun demikian, putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep mengatakan, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, dirinya tetap mencoba untuk terus berinvestasi di pasar modal.

Ia mengungkapkan, hal tersebut sesuai dengan nasihat yang disampaikan oleh ayahnya, sehingga saat ini mayoritas dana yang dimiliki berada di pasar modal.

"Semua orang punya risiko masing-masing. Buat saya pribadi, karena saya selalu sama bapak dianjurkan untuk bisa berinvestasi, makanya mungkin hampir 60-70 persen uang saya ada di investasi saham," tutur dia, dalam peluncuran Saham Rakyat versi Pro, di Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Kaesang yang juga merupakan brand ambasador Saham Rakyat menekankan, dalam berinvestasi di bursa saham dirinya fokus melakukan penilaian secara fundamental.

Asal tahu saja, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui prospek atau keamanan emiten dengan cara memperhitungkan kondisi perusahaan tersebut, kondisi ekonomi, serta industri terkait.

Penggunaan analisis fundamental sendiri selaras dengan kriteria investasi Kaesang, yang berfokus pada jangka menengah hingga panjang.

Baca juga: Mau Investasi Saham? Simak Beberapa Keuntungan dan Risikonya

"Soalnya enggak ada waktu kalau ngelihatin (pergerakan saham) setiap hari," katanya.

Lebih lanjut Ia membeberkan, saat ini sektor energi, khususnya batu bara, menjadi salah satu sektor utama dalam portofolio sahamnya, sebab sebagaimana diketahui kinerja industri tersebut sedang moncer terimbas dari kenaikan harga komoditas dunia.

"(Alasan) kedua, sebentar lagi kan winter di Eropa jadi kebutuhan batu bara pasti meningkat, otomatis harga meningkat, berarti performa perusahaan meningkat. Itu yang kadang saya analisa," tuturnya.

Selain sektor batu bara, Kaesang juga tengah berfokus pada emiten yang bergerak pada sektor entertainment serta emiten berkaitan dengan voucher.

"Jadi balik lagi ke fundamental. Saya enggak lihat chart, saya mengedepankan fundamental," ucapnya.

Baca juga: Pentingnya Portofolio dalam Investasi Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com