Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Gerbong Berpendingin Khusus, KAI Logistik Luncurkan Kereta Pengangkut Produk Perikanan

Kompas.com - 13/10/2022, 15:00 WIB
Achmad Faizal,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - KAI Logistik meluncurkan rangkaian kereta api khusus pengangkut produk perikanan di Stasiun Kalimas Surabaya, Rabu (12/10/2022) sore.

Rangkaian kereta api tersebut menyediakan gerbong khusus agar produk perikanan tetap segar selama dalam perjalanan sehingga tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Peluncuran ditandai dengan pelepasan rangkaian jereta api yang membawa muatan produk perikanan sebanyak 38 teus atau sekitar 570 ton dengan tujuan Stasiun Kampung Bandan di Jakarta, dari stasiun Kalimas Surabaya.

Baca juga: KA Logistik Tambah Satu Rangkaian Kereta Kontainer

Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah mengatakan, KA logistik perikanan dilengkapi gerbong yang memiliki pendingin khusus agar komoditas perikanan tetap segar.

"Ini sangat membantu penggiat UMKM produk perikanan dan kelautan ataupun nelayan dapat mempertahankan mutu dan meningkatkan daya jual," katanya.

Baca juga: Pasca Pandemi Covid-19, Traktor Nusantara Optimis Usaha Sektor Logistik Makin Membaik

Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan Dan Perikanan (KKP) Ishartini mengatakan, distribusi menggunakan kereta api diharapkan dapat lebih mendukung sektor kelautan dan perikanan, serta para pelaku usaha perikanan, mengingat hasil perikanan merupakan komoditas yang mudah rusak.

"Sifat hasil perikanan yang mudah rusak dan turun mutunya bila tidak ditangani dengan baik terutama penanganan pada saat pengangkutan, membutuhkan kinerja logistik dan sistem rantai dingin yang handal," katanya.

Baca juga: Perjalanan Kereta Api Terhambat akibat Rel Ambles, Dirut KAI: Mohon Maaf Sebesar-besarnya

Pada 2021 sebanyak 109,46 ribu ton masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang terdiri atas 78,58 ribu ton untuk konsumsi dengan komoditas utama yaitu ikan layang, udang, tuna, dan ikan lainnya, sedangkan 30,88 ribu ton untuk non konsumsi, dengan komoditas utama rumput laut dan kulit kerang Mutiara.

"Pelabuhan muat hasil perikanan di atas antara lain berasal dari Timika, Tarakan, Makasar Ambon, Bitung, Kendari, Dobo, dan wilayah Indonesia Timur lainnya," terang Ishartini.

 

Pengiriman hasil perikanan menggunakan kereta api pada tahun 2021 mencapai 1.549 teus dan tahun 2022 per Agustus mencapai 1.036 teus.

Dia berharap agar jumlah ini semakin meningkat seiring dengan berkembangnya sektor kelautan dan perikanan.

Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar menambahkan, salah satu program prioritas KKP adalah penerapan oenangkapan ukan terukur berbasis quota di 6 zona penangkapan dan pengembangan budidaya perikanan yang ramah lingkungan.

Dari sisi hulu, KKP menargetkan peningkatan produksi perikanan yang bermutu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani dan gizi dari ikan.

"Perikanan tangkap dan perikanan budidaya sebagai hulu produksi sektor ini perlu didukung dengan kemampuan daya saing di sisi hilirnya sehingga dapat berkesinambungan dengan tuntutan penyediaan jasa transportasi yang efektif dan efisien," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com