Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Pensiun Dini PLTU Batu Bara, PLN Siapkan Roadmap

Kompas.com - 23/10/2022, 21:45 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya melakukan early retirement atau pensiun dini terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara

Saat ini PLN tengah melakukan kajian komprehensif terkait penyusunan peta jalan atau roadmap untuk pensiun dini PLTU hingga 3,5 GW sebelum 2040.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, rencana pensiun dini PLTU ditargetkan dapat dilakukan dengan berbagai skema.

Baca juga: Kemenparekraf Gandeng PUBG Mobile Bantu Kenalkan Wisata, Budaya, dan Ekraf Indonesia

"Saat ini masih dalam proses pencarian investor dan sounding market," kata Gregorius dikutip dari Kontan.id, Minggu (23/10).

Gregorius melanjutkan, untuk nilai investasi pun masih harus menunggu proses valuasi rampung. Di sisi lain, PLN turut melakukan Non Deal Roadshow kepada calon investor potensial.

"(Ini) untuk mengetahui ketetarikan market dan calon investor," jelas Gregorius.

Baca juga: Mengenal Ojol Maxim, Pengusik Hegemoni Gojek dan Grab

Sebelumnya, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo mengatakan, PLN telah menyusun peta jalan atau roadmap untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Di dalam inisiatif itu kita punya berbagai program, salah satu programnya adalah early retirement PLTU dan kita akan membangun pembangkit EBT (energi baru terbarukan),” ujar Hartanto.

Sejauh ini, program early retirement PLTU PLN telah berbuah penandatanganan Principal Framework Agreement antara PLN dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Lewat Principal Framework Agreement itu, kedua perusahaan pelat merah tersebut melakukan penjajakan untuk salah satu PLTU, yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

Baca juga: Transaksi Jakarta Muslim Fashion Week Capai Rp 206,6 miliar

Hartanto mengatakan ada tiga opsi skema pensiun dini yang dipertimbangkan PLN untuk membiayai pensiun dini PLTU, pertama adalah write off from PLN's book, spin off with blended financing dan IPP refinancing.

"Dalam kerja sama dengan PTBA ini, kemungkinan proses pensiun dini PLTU akan dilakukan melalui skema spin off with blended financing dengan komitmen mempersingkat masa pengoperasian PLTU menjadi 15 tahun dari yang sebelumnya 24 tahun," kata Hartanto.

Hartanto menegaskan dengan blended financing ini diharapkan akan didapatkan pendanaan dengan bunga yang lebih murah, sehingga dapat mempercepat penghentian operasi PLTU batubara.

Baca juga: Usai Tokopedia, Giliran Shopee Pungut Biaya Layanan Rp 1.000

(Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo)

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul PLN Bakal Susun Roadmap Pensiun Dini PLTU Hingga 3,5 GW

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com