Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Henry Nosih Saturwa
Analis Bank Indonesia

Analis Senior di Bank Indonesia

Menakar Optimisme Pemulihan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 01/11/2022, 13:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIDAKSEIMBANGAN pasokan dan permintaan global di tengah pandemi Covid-19 serta adanya invasi Rusia ke Ukraina telah memberikan tekanan berat terhadap terjadinya inflasi harga pangan dan energi di dunia.

Bank for International Settlements (BIS) mencatat inflasi tahunan di Amerika Serikat (AS) pada September 2022 mencapai 8,2 persen, sedangkan Inggris 10,1 persen, dan di kawasan Eropa mencapai 9,9 persen. Angka-angka itu merupakan rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir.

Inflasi yang tinggi di negara maju telah direspons dengan normalisasi kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan secara masif. Tercatat dalam kurun 10 bulan terakhir, The Fed telah menaikan suku bunga acuan sebanyak enam  kali dengan kenaikan tertinggi pada Oktober 2022, sebesar 75 basis poin yang juga diikuti Bank Sentral Eropa dan banyak bnk sentral negara lain yang menaikan suku bunga secara proporsional.

Baca juga: Indonesia di Tengah Bayang-bayang Resesi Global

Fenomena global itu memberikan lesson learned, perang Rusia-Ukraina telah memicu tingginya inflasi di negara maju. Kondisi geopolitik yang memicu inflasi itu direspon dengan instrumen kebijakan moneter ketat di negara maju yang kemudian diikuti oleh banyak negara.

Trend peningkatan suku bunga akan mendorong terjadinya ketidakpastian di pasar keuangan global dan mendorong perekonomian masing-masing negara lebih rentan terhadap gejolak eksternal.

Risiko ekonomi

Kenaikan suku bunga acuan secara agresif di negara maju memberikan konsekuensi risiko tejadinya capital flight investasi portofolio asing yang mendorong penguatan dolar AS dan menekan pelemahan nilai tukar mata uang di berbagai negara.

Untuk menjaga stabilitas, bank sentral di banyak negara telah merespon dengan menaikan suku bunga acuan sehingga terjadi shifting fundamental ekonomi dari era suku bunga rendah ke suku bunga tinggi.

Perlu dicatat bahwa suku bunga tinggi yang tidak diiringi dengan bauran kebijakan yang akomodatif terhadap pertumbuhan akan memberikan risiko terjadinya perlambatan ekonomi atau memicu resesi.

Peningkatan risiko resesi telah teridentifikasi oleh International Monetary Fund (IMF) dengan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 menjadi 2,7 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 2022. Penurunan kinerja ekonomi global dapat berdampak negatif terhadap kinerja ekspor negara penghasil bahan baku sehingga menurunkan pertumbuhan ekonomi lebih dalam.

Sebagai antisipasi terjadinya krisis, IMF telah menyetujui pemberian bantuan kepada 16 negara dalam sepuluh bulan terakhir. Selanjutnya, terdapat 28 negara sedang mengusulkan bantuan kepada IMF sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi gejolak eksternal yang semakin tidak pasti.

Kondisi Indonesia

Di tengah ancaman resesi global, Indonesia mampu menunjukkan prestasi yang gemilang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 sebesar 5,44 persen.

Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 tertinggi sejak pandemi Covid-19 yang ditopang oleh ekspor serta transportasi dan pergudangan sebagai dampak dari longgarnya mobilitas masyarakat.

Selain itu, inflasi tahunan periode September 2022 juga terjaga pada level 5,95 persen (year on year/yoy) atau masih jauh lebih rendah dibandingkan inflasi rata-rata tahunan di negara maju di kisaran 9-10 persen (yoy).

Baca juga: Luhut Sebut Ketahanan Ekonomi Indonesia Sudah Meningkat

Bank Indonesia mencatat, optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi pada September 2022 masih tetap terjaga. Hal ini dicerminkan oleh nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada periode laporan sebesar 117,2 (indeks optimis >100).

Selain itu, kinerja industri pengolahan pada triwulan III-2022 berada pada fase ekspansi yang dicerminkan oleh Prompt Manufacturing Index (PMI–BI) triwulan III 2022 sebesar 53,71 persen (indeks ekspansi >50 persen) yang diperkirakan masih akan berlanjut di triwuan IV-2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Whats New
Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Whats New
Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Whats New
Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Whats New
Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com