Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Luhut: Saya Ngomong soal OTT, Ada yang Marah-marah

Kompas.com - 26/01/2023, 20:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada pihak-pihak yang marah saat ia bicara terkait operasi tangkap tangan (OTT).

Hal itu ia sampaikan di acara Saratoga Investment Summit yang berlangsung secara hybrid, Kamis (26/1/2023).

"Saya ngomong soal OTT, pada marah-marah. Ingat ya, manusia itu punya sifat jelek, sifat baik. Genetik makanya ada agama. Setelah ada agama, ada dibikin peraturan perundang-undangan. Enggak cukup, sekarang ada teknologi," katanya secara virtual.

Baca juga: Luhut: Digitalisasi Bisa Kurangi Korupsi dan OTT

"Untuk supaya manusia itu dihambat sifat-sifat malingnya itu. Kalau itu dibuat sistem yang baik maka korupsi itu pasti kecil. Kalau korupsi kecil, maka OTT kurang. Negara yang bermartabat ada enggak yang OTT?" sambung dia.

Mantan Menko Polhukam mengatakan OTT seharusnya tidak perlu dibanggakan. ia menilai yang perlu diupayakan adalah cara agar tidak ada lagi OTT atau pejabat yang melakukan korupsi.

"Kita katanya hebat masuk OTT terus, masa kita bangga lihat OTT. Karena kebodohan kita tidak membangun ekosistem yang bagus. Sekarang Presiden perintahkan bangun ekosistem yang bagus, ya kita bangun. Sekarang Anda cek, ada enggak kepala daerah 6 bulan terakhir ditangkap OTT karena APBD? Coba tolong cek. Atau bikin data, turun enggak? pasti menurun (datanya)," ujar Luhut.

Baca juga: Pesan Luhut ke KPK: OTT Itu Enggak Bagus Sebenarnya, Buat Negeri Ini Jelek Banget


Sebelumnya, pernyataan kontroversi Luhut mengenai OTT pernah disampaikannya ketika memberikan sambutan dalam acara peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024. Luhut mengatakan OTT tidak perlu lagi dilakukan jika digitalisasi di berbagai sektor diberlakukan, termasuk E-katalog.

Menurut Luhut, digitalisasi akan mempersulit orang untuk korupsi.

"Karena ini mengubah negeri ini, kita enggak usaha bicara tinggi-tinggilah, kita OTT-OTT itu kan enggak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget," kata dia.

Pernyataan itu lantas banjir kritik dari sejumlah pihak, tak terkecuali Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Menurut Ma'ruf, OTT masih dibutuhkan untuk menindak kejahatan korupsi sepanjang pendidikan dan pencegahan korupsi belum maksimal.

Baca juga: MBS Komplain, Luhut Minta Penjelasan Pertamina hingga Lapor ke Jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+