Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah BI Bakal Ikut The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan Lagi?

Kompas.com - 03/02/2023, 19:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75 persen pada Kamis (2/2/2023).

Kenaikan ini telah dilakukan The Fed ke-8 kalinya sejak Maret 2022 dimana saat itu masih berada di level 0,25-0,50 persen.

Tren kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif ini membuat bank sentral dari berbagai negara ikut menaikkan suku bunga acuan seperti Bank Indonesia (BI).

Baca juga: INDEF Berharap Jokowi Usulkan Kandidat Calon Gubernur BI Lebih dari Satu Nama

BI sendiri telah enam kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total kenaikan 225 basis poin (bps) atau 2,25 persen menjadi 5,75 persen di Januari 2023.

Lantas seperti apa dampak kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Funds Rate kali ini ke suku bunga acuan BI?

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, hal ini tergantung dari perkembangan internal balance Indonesia yang saat ini terus membaik. Tercermin dari tingkat inflasi yang turun dari 5,51 persen di Desember 2022 menjadi 5,28 persen di Januari 2023.

Namun, jika The Fed masih memberikan sinyal akan kembali menaikkan suku bunga acuannya di tahun ini, kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25-50 bps selama 2023.

"Kalau pernyataan-pernyataan Fed-nya masih hawkish, mungkin BI masih akan naikkan juga sekitar 1 kali lagi atau maksimum 2 kali," ujarnya saat dihubungi Kompas.com via telepon, Jumat (3/2/2023).

Kendati demikian, dia memperkirakan transmisi kenaikan Fed Funds Rate kepada kenaikan suku bunga acuan BI ini kemungkinan tidak langsung terjadi di bulan ini.

Pasalnya internal balance RI meliputi kondisi ekonomi dan tingkat inflasi masih cukup baik serta pergerakan nilai tukar rupiah masih cukup stabil.

"Bisa saja pause dulu atau nanti dilihat perkembangannya lagi ke depan seperti apa. Atau mereka mengantisipasi The Fed, bisa juga dilakukan Februari ini naik lagi," ucapnya.

Sebab dia masih melihat ada kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya ke depan meski mulai terbatas, yaitu sebesar 25-50 bps yang akan terjadi 1-2 kali lagi.

"(Kenaikan Fed Funds Rate) sudah semakin limited sih kalau melihat indikator-indikator makronya ya. Karena memang sudah ada indikasi perlambatan juga dari misalnya indeks manufakturnya yang sudah kontraksi sudah di bawah 50. Walaupun sektor ketenagakerjaannya masih kuat, saya lihat juga inflasinya sebenarnya sudah mulai melandai," tuturnya.

Baca juga: Menakar Pergerakan Aset Kripto Usai The Fed Kerek Suku Bunga Acuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com