Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuduhan Hindenburg Research Ini Bikin Duit Ratusan Triliun Gautam Adani Menguap

Kompas.com - 06/02/2023, 19:20 WIB
|

JAKARTA, KOMPAS.com - Menguapnya harta kekayaan pengusaha asal India, Gautam Adani, tengah menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan, permasalahan ini telah disinggung langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Data Bloomberg Billionaire Index menunjukan, hingga Senin (6/2/2023) hari ini, harta kekayaan Adani ditaksir sebesar 60 miliar dollar AS atau setara Rp 894 triliun (asumsi kurs Rp 14.900 per dollar AS). Padahal, kurang dari dua pekan lalu Adani masih menjadi orang terkaya keempat dunia, dengan kekayaan sebesar 120 miliar dollar AS atau setara Rp 1.788 triliun.

Anjloknya harta kekayaan Adani tidak terlepas dari valuasi Grup Adani yang turun signifikan. Tercatat valuasi dari perusahaan yang bergerak di berbagai sektor itu telah tergerus lebih dari 110 miliar dollar AS.

Penurunan itu terjadi setelah perusahaan riset dan investasi, Hindenburg Research, mengeluarkan laporan berisi tuduhan terhadap Grup Adani pada 24 Januari lalu. Laporan itu berisikan berbagai tuduhan yang menyebutkan berbagai praktik kecurangan dilakukan Grup Adani.

Baca juga: Berkaca dari Skandal Goreng Saham Adani, Jokowi Minta OJK Perkuat Pengawasan di Sektor Jasa Keuangan

Salah satu tuduhan yang menjadi sorotan investor ialah terkait aksi 'manipulasi saham yang kurang ajar'. Disebutkan aksi manipulasi saham telah dilakukan selama puluhan tahun.

Grup Adani yang berada di luar India disebut mengirimkan uang ke unit-unit perusahaan yang tengah menjual saham. Ini dilakukan untuk membuat harga saham perusahaan tersebut melonjak.

Selain itu, Hindenburg juga mengungkap adanya praktik short selling atau penjualan saham untuk kemudian dibeli lagi dengan harga murah pada unit bisnis Grup Adani. Praktik ini dilakukan perusahaan melalui surat utang yang diperdagangkan di AS dan instrumen derivatif yang diperjualbelikan di luar India.

Baca juga: Gautam Adani Terdepak dari Orang Terkaya Keempat Dunia, Hartanya Menguap Lebih dari Rp 850 Triliun

 


Bukan hanya manipulasi saham, laporan itu juga menyoroti kinerja keuangan perusahaan Grup Adani. Disebutkan, kondisi utang perusahaan dalam kondisi yang memprihatinkan.

Grup Adani juga dituduh melakukan penyelewengan terhadap kawasan bebas pajak seperti Mauritius dan Kepulauan Karibia. Anggota keluarga Adani disebut membuat entitas cangkang di negara-negara tersebut.

Berbagai tuduhan dibuat Hindenburg Research melalui riset selama dua tahun. Riset itu dilakukan dengan mereview ribuan dokumen serta wawancara bersama sejumlah mantan petinggi Grup Adani.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Time,CNN


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Demi Pariwisata, Bupati Sumenep Rayu Maskapai Buka Penerbangan ke Daerahnya

Demi Pariwisata, Bupati Sumenep Rayu Maskapai Buka Penerbangan ke Daerahnya

Whats New
Cara Top Up DANA lewat Livin Mandiri dan ATM dengan Mudah

Cara Top Up DANA lewat Livin Mandiri dan ATM dengan Mudah

Spend Smart
BEI: Total Right Issue Mencapai Rp 22,8 Triliun hingga Mei 2023

BEI: Total Right Issue Mencapai Rp 22,8 Triliun hingga Mei 2023

Whats New
Paling Lambat 31 Desember 2026, Pengadilan Pajak Harus Sepenuhnya di Bawah MA

Paling Lambat 31 Desember 2026, Pengadilan Pajak Harus Sepenuhnya di Bawah MA

Whats New
Pada Triwulan Pertama 2023, Pelindo Multi Terminal Catat Kinerja Positif

Pada Triwulan Pertama 2023, Pelindo Multi Terminal Catat Kinerja Positif

Whats New
Bappenas Prediksi di 2045 RI Bakal jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak ke-6 di Dunia

Bappenas Prediksi di 2045 RI Bakal jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak ke-6 di Dunia

Whats New
Pembukaan Keran Ekspor Pasir Laut Dinilai hanya Pertimbangkan Kepentingan Bisnis

Pembukaan Keran Ekspor Pasir Laut Dinilai hanya Pertimbangkan Kepentingan Bisnis

Whats New
Luhut: Saya Suka dengan China karena Transfer Teknologinya

Luhut: Saya Suka dengan China karena Transfer Teknologinya

Whats New
Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5 Persen

Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5 Persen

Whats New
Bersiap IPO, VKTR Berencana Dukung Transportasi Bebas Emisi di IKN

Bersiap IPO, VKTR Berencana Dukung Transportasi Bebas Emisi di IKN

Whats New
Simak Perbedaan Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan

Simak Perbedaan Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan

Whats New
Soal Subsidi Kendaraan Listrik yang Dikritik, Luhut: Kita Tidak Berikan Insentif, Jangan Keliru

Soal Subsidi Kendaraan Listrik yang Dikritik, Luhut: Kita Tidak Berikan Insentif, Jangan Keliru

Whats New
Sandiaga Uno: Bali dan Bromo Paling Diminati Wisatawan Lokal saat Libur Panjang

Sandiaga Uno: Bali dan Bromo Paling Diminati Wisatawan Lokal saat Libur Panjang

Whats New
Pemerintah Setop Ekspor Mineral Mentah Mulai 10 Juni 2023

Pemerintah Setop Ekspor Mineral Mentah Mulai 10 Juni 2023

Whats New
5 Manfaat AI dalam Mengembangkan Skala Bisnis dan Melayani Konsumen

5 Manfaat AI dalam Mengembangkan Skala Bisnis dan Melayani Konsumen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+