BELAKANGAN ini, ”inflasi” menjadi salah satu topik hangat diperbincangkan di media massa, khususnya oleh kalangan ekonom, pembuat kebijakan, bankir, dan para pengusaha.
Yang menarik adalah influencer kini ikut memperbicangkan mengenai inflasi di kanal-kanal media sosial. Mereka menyebutnya sebagai pencuri atau perampok. Sebenarnya, apa itu inflasi?
Menurut pemahaman ilmu ekonomi, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dengan kata lain inflasi juga berarti menurunnya nilai uang terhadap barang dan jasa dan diikuti turunnya daya beli.
Ilustrasinya begini, Ibu A memiliki alokasi belanja bulanan sebesar Rp 100.000 untuk membeli telur 4 kg dengan harga @25.000/kg.
Ketika terjadi inflasi harga telur sebesar 5 persen, maka harga 4 kg telur kini menjadi Rp 105.000. Dengan demikian, Ibu A harus menambah pengeluaran alokasi anggaran sebesar Rp 5.000 untuk mendapatkan 4 kg telur.
Jika tidak, ia hanya dapat membeli kurang dari 4 kg dan daya belinya menurun.
Dari ilustrasi itu, inflasi secara tak tampak telah mengambil sejumlah telur dan juga uang senilai Rp 5.000. Benar jika orang menyebutnya sebagai pencuri.
Sejak Juni 2022, inflasi di Indonesia mulai bergejolak akibat kenaikan harga volatile food seperti minyak goreng.
Sampai pernah mencapai puncaknya sebesar 5,95 persen pada bulan September di mana saat itu disebabkan naiknya harga minyak dunia sehingga membuat pemerintah terpaksa melakukan penyesuaian terhadap subsidi BBM.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.