Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Orderan, Pelaku Usaha Konveksi Berharap Tuah Tahun Politik

Kompas.com - 01/04/2023, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nendi Herdiaman megatakan pelaku usaha konveksi sepi orderan pada Ramadhan tahun ini.

Oleh karena itu, para pelaku usaha berharap pada tahun politik karena biasanya banyak pesanan pakaian dari partai politik.

"Untung ada tahun politik, jadi banyak yang mengerjakan sablonan baju-baju partai itu yang menolong," ujarnya ditemui di Jakarta, Jumat (31/3/2023).

Baca juga: Curhat Pengusaha Tekstil Sepi Orderan di Awal Ramadhan 2023

Biasanya, kata Nendi, tiga bulan sebelum memasuki Ramadhan, para pelaku usaha konveksi kebanjiran orderan. Bahkan saking banyaknya pesanan pakaian untul Lebaran, pelaku usaha tidak bisa menerima orderan lain.

Namun hal itu tidak terjadi pada tahun ini. Nendi mengatakan pesanan pakaian untuk kebutuhan masyarakat saat Lebaran justru masih kosong.

Minimnya permintaan menekan bisnis konveksi yang sebelumnya sudah terdampak oleh pandemi Covid-19.

Baca juga: Pakaian Bekas Impor dan Pembenahan Industri Tekstil Indonesia


"Jadi IKM begitu pandemi langsung drastis (penurunannya omzetnya), yang bertahan itu 60 persen, 40 persen tutup. Kita dari pandemi terus berjuang untuk membangkitkan IKM konveksi ini agar bangkit," kata Nendi.

Banjir pakaian bekas impor

Selain itu, ia juga menyoroti banjirnya pasar oleh produk pakaian bekas impor. Menurut Nendi, hal tersebut menambah tekanan kepada pada pelaku usaha konveksi nasional.

Harga yang lebih murah dan label merek ternama mambuat pakaian bekas impor menjadi daya tarik bagi masyarakat. Hal itu membuat produk lokal jadi kesulitan bersiang. 

"Jadi kenapa baju bekas itu mengganggu kami sebagai pelaku usaha IKM ini dikarenakan pasar kami ini pasar lokal," ungkapnya.

Baca juga: Dongkrak Kinerja Industri Tekstil, Kemenperin Beri Restrukturisasi Mesin

Ia mengatakan bahwa banyak pedagang pakaian bekas impor dulunya adalah pekerja di industri tekstil, garmen, dan konveksi yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Maka dari itu, Nendi bersama pelaku IKM lainnya berusaha membujuk para pedagang impor pakaian bekas untuk membantu memasarkan pakaian baru produk dalam negeri.

Baca juga: Menjaga Pasar Industri Tekstil Nasional dari Serbuan Pakaian Bekas Impor

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kecepatan KCJB Bisa Ngebut 350 Km/jam, Luhut: Jakarta-Bandung 1 Jam

Kecepatan KCJB Bisa Ngebut 350 Km/jam, Luhut: Jakarta-Bandung 1 Jam

Whats New
Pemerintah Minta Publik Tak Berprasangka Buruk soal Ekspor Pasir Laut

Pemerintah Minta Publik Tak Berprasangka Buruk soal Ekspor Pasir Laut

Whats New
Hobi Pengusaha RI, Taruh Uang di Singapura, Lalu Investasikan ke Sini

Hobi Pengusaha RI, Taruh Uang di Singapura, Lalu Investasikan ke Sini

Whats New
Kata Bahlil, IKN Lanjut Terus, Kecuali Pengganti Jokowi Tidak Sejalan

Kata Bahlil, IKN Lanjut Terus, Kecuali Pengganti Jokowi Tidak Sejalan

Whats New
Perum Damri dan PPD Resmi Merger

Perum Damri dan PPD Resmi Merger

Whats New
Honest Financial: Transaksi Pakai Kartu Kredit Tanpa Nomor Aman dari Serangan Siber

Honest Financial: Transaksi Pakai Kartu Kredit Tanpa Nomor Aman dari Serangan Siber

Whats New
Meski Ibu Kota Negara Pindah, Pembangunan Kawasan MRT Jakarta Tetap Berlanjut

Meski Ibu Kota Negara Pindah, Pembangunan Kawasan MRT Jakarta Tetap Berlanjut

Whats New
Genjot Pembangunan IKN, Pemerintah Ajak Pengembang Perumahan Ikut Berinvestasi

Genjot Pembangunan IKN, Pemerintah Ajak Pengembang Perumahan Ikut Berinvestasi

Whats New
Pemerintah Janji Percepat Pembangunan 250 SPBU untuk Nelayan

Pemerintah Janji Percepat Pembangunan 250 SPBU untuk Nelayan

Whats New
Kualitas Udara di Berbagai Kota Memburuk, Pemerintah Diminta Lakukan Langkah-langkah Ini

Kualitas Udara di Berbagai Kota Memburuk, Pemerintah Diminta Lakukan Langkah-langkah Ini

Whats New
Profil TaniFund, Pinjol yang Disebut 'Angkat Tangan' Atasi Gagal Bayar

Profil TaniFund, Pinjol yang Disebut "Angkat Tangan" Atasi Gagal Bayar

Whats New
Survei Populix: Tingkat 'Live Streaming Shopping' Terus Meningkat

Survei Populix: Tingkat "Live Streaming Shopping" Terus Meningkat

Whats New
Masyarakat Indonesia Disebut Mulai Meninggalkan Uang Tunai, Apa Buktinya?

Masyarakat Indonesia Disebut Mulai Meninggalkan Uang Tunai, Apa Buktinya?

Whats New
Menteri KKP: Eksplorasi Sedimentasi Laut Tak Ganggu Nelayan

Menteri KKP: Eksplorasi Sedimentasi Laut Tak Ganggu Nelayan

Whats New
Kronologi Gagal Bayar TaniFund Sebelum Disebut 'Angkat Tangan'

Kronologi Gagal Bayar TaniFund Sebelum Disebut "Angkat Tangan"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com