Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Disepakati Sebesar 1,2 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 10/04/2023, 14:50 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah Indonesia masih berupaya melakukan negosiasi suku bunga pembayaran, serta tenor pinjaman untuk megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan Pemerintah China.

Namun hasil kelebihan biaya (cost overrun) untuk proyek tersebut telah disepakati sebesar 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 18 triliun (kurs rupiah Rp 15.000).

"Terkait pinjaman kepada KAI untuk pembiayaan cost overrun kami sedang finalkan negosiasi mengenai suku bunga. Suku bunga sudah turun dari 4 persen, sekarang kita masih ingin lebih rendah lagi. Juga mengenai struktur penjaminan serta tenor dan jangka waktu, ini tinggal final," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Luhut: Hubungan Indonesia-China karena Perkawanan yang Setara dan Saling Percaya

Luhut bilang, mengenai pelunasan pinjaman ini, China menginginkan Pemerintah Indonesia membayarnya melalui Keuangan Negara atau APBN. Namun, Pemerintah RI justru meminta China mempertimbangkan hal tersebut.

"Memang masih ada masalah psikologis. Dia (China) maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan lagi, kalau dari APBN prosedurnya menjadi panjang. Jadi kalau dia tetap mau harus dari APBN, ya dia akan mengalami panjang, kita sudah ingatkan itu. Jadi mereka masih mikir-mikir," kata dia.

Selain itu, mantan Menko Polhukam ini juga mengundang Pemerintah China untuk menghadiri peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang rencananya berlangsung pada 18 Agustus 2023. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Dalam kunjungan kemarin juga terdapat berapa kali berapa hal yang disepakati, ditindaklanjuti antar kedua negara. Yang pertama, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, kita harapkan mulai beroperasional 18 Agustus 2023 sebagai hadiah HUT RI ke-78," ucap Luhut.

"Pemerintah RI menyampaikan keinginan agar ada pimpinan tinggi Tiongkok yang hadir untuk menyaksikan operasional Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung ini. Karena selalu ada keraguan baik dari masyarakat kita di sini bahwa ini akan selesai," lanjut dia.

Baca juga: Luhut Akan Rapat Bahas Hasil Audit Impor KRL Bekas dari BPKP

Pemberitaan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Luhut terbang ke China untuk negosiasi bunga pinjaman dengan China Development Bank (CDB). Pinjaman itu terkait pendanaan proyek KCJB.

Hal tersebut dia sampaikan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/4/2023). Tiko sapaan akrabnya mengatakan, Luhut pergi bersama Direktur Utama (Dirut) KAI dan Dirut KCIC untuk menego agar bunga utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung hanya sebesar 2 persen.

"(Utang CDB) Belum, minggu ini tim Pak Luhut, Dirut KAI, Dirut KCIC kan ke China untuk negosiasi final mengenai pricing, belum selesai, interest suku bunga. Kita lagi nawar 2 persen, tapi belum tahu dapatnya berapa," ungkapnya.

Sebelumnya, Tiko juga sempat mengungkapkan, Indonesia membutuhkan 550 juta dollar AS atau setara Rp 8,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dollar AS) untuk menambal pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Adapun anggaran proyek kereta modern tersebut bengkak menjadi sebesar Rp 18,2 triliun.

Baca juga: Luhut Ajak Ketua Komisi Pembangunan China Zheng Shanjie Lihat Langsung Proyek KCJB dan IKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com