Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Opsi Impor KRL Bekas Masih Terbuka

Kompas.com - 18/04/2023, 13:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa pihaknya masih membuka opsi impor KRL dari Jepang, tetapi dengan catatan harganya tidak memberatkan keuangan negara.

"Terbuka (impor darurat KRL), tapi selama konteksnya harganya baik," ungkapnya saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Ia menuturkan, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang tidak merekomendasi impor KRL bekas dari Jepang akan tetap menjadi pertimbangan pemerintah.

Baca juga: BPKP Tak Rekomendasikan Impor KRL Bekas, Kemenhub: Kami Dukung, asal...

Erick bilang, saat ini hasil audit BPKP tengah dipelajari pemerintah. Menurut dia, sedang dilakukan penghitungan terkait opsi yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan pengadaan KRL, apakah melalui impor KRL bekas atau membuat yang baru dari PT INKA.

"Tentu sekarang peningkatan (penumpang) di kereta ini cukup tinggi. Maka, solusinya apa? Apakah impor atau buat sendiri? Nah, ini yang lagi dihitung kembali," kata dia.

Ia menjelaskan, jika hasil penghitungan ternyata harga impor KRL bekas dari Jepang justru nilainya kemahalan, ada opsi kemungkinan tidak dilakukan impor. Sayangnya, Erick tidak memerinci patokan nilai impor yang dirasa kemahalan.

"Kalau kita hanya membebani, dalam arti penambahan kapasitas dengan harga yang mahal tadi, kita juga harus berpikir ulang," ucapnya.

Baca juga: BPKP Tak Restui Impor KRL Bekas, Luhut Bakal Gelar Rapat Lagi


Oleh sebab itu, Erick menegaskan, persoalan pengadaan KRL ini masih dalam pembahasan. Dia bilang, perlu ditemukan solusi yang tepat dengan melibatkan banyak pihak.

"Ini yang kita coba duduk, sama-sama, untuk mencari solusinya, tapi insya Allah tanpa saling menyalahkan," pungkas Erick.

Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada 12 April 2023, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, pemerintah membuka opsi impor darurat KRL sebanyak 10-12 rangkaian kereta (trainset) pada 2023.

Baca juga: Temuan Audit BPKP, Estimasi Biaya Impor KRL Bekas dari KCI Tak Akurat

Tiko bilang impor KRL dibutuhkan karena jumlah armada yang laik beroperasi sudah tak cukup lagi untuk menampung jumlah penumpang yang terus bertambah.

Rencana impor darurat itu sedang dibahas dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Adapun dalam hasil audit BPKP yang disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Marves Septian Hario Seto, biaya impor yang diusulkan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) tidak akurat.

Baca juga: Impor KRL Bekas Tak Dapat Restu, PT KCI Diminta Segera Lakukan Retrofit

BPKP menemukan estimasi biaya handling dan transportasi KRL bekas dari Jepang ke Indonesia tidak wajar. Pasalnya, penghitungan KCI tidak berdasarkan survei harga, tetapi hanya berdasarkan harga pengadaan KRL bekas pada 2018 ditambah inflasi 15 persen.

Padahal, hasil survei BPKP ke Pelindo, kontainer yang tersedia hanya berukuran 20 feet dan 40 feet sehingga pengangkutan dan pengiriman KRL impor dari Jepang harus menggunakan kapal kargo sendiri.

"Nah, ini tentu saja bisa menyebabkan penambahan biaya yang harus diestimasikan dengan akurat," ungkap Hario saat konferensi pers di kantornya, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Tak Direstui BPKP, Bagaimana Nasib Impor KRL Bekas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com