PEMERINTAHAN Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang gencar mendorong hilirisasi tambang dengan mendorong semua perusahan tambang domestik membangun pabrik pemurnian dalam negeri. Semua jenis tambang mineral tanpa pengecualian tak diperkenankan lagi mengekspor bijih tambang dalam bentuk bahan mentah dengan harga murah.
Larangan itu demi meningkatkan nilai tambah, meningkatkan penerimaan negara, dan pembangunan ekonomi. Lebih dari itu, hilirisasi penting agar Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam (SDA) bisa memasuki pintu gerbang industrialisasi.
Namun, langkah mendorong hilirisasi tak mudah, karena banyak perusahaan tambang, baik asing maupun domestik, tak sanggup membangun pabrik smelter dengan alasan biaya mahal dan investasi dianggap tak ekonomis.
Baca juga: Hilirisasi sebagai Strategi Dekolonisasi Ekonomi
Meskipun demikian, tak demikian dengan perusahaan tambang milik negara (BUMN), seperti MIND ID. MIND ID boleh dikatakan menjadi penopang kebijakan hilirisasi pemerintahan Jokowi, karena anggota holding MIND ID, seperti PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Freeport Indonesia sudah siap dan bahkan sudah memiliki progres yang jauh dalam pembangunan pabrik smelter nikal, bauksit, tembaga dan timah.
MIND ID sebagai perusahaan BUMN sudah menjadi motor penggerak kebijakan hilirisasi pemerintahan Jokowi. Pertanyaannya adalah seperti pembangunan smelter anggota holding MIND ID itu?
Sejak pemerintah mewajibkan semua perusahaan tambang membangun pabrik smelter (pemurnian) domestik tanggal 14 Januari 2014, perusahaan tambang BUMN sebenarnya sudah lama membangun pabrik smelter. Mereka tak menjual bahan tambang dalam bentuk mentah ke luar dalam harga murah.
PT Indonesia Asahan Alumina (Inalum), misalnya, sejak tahun 1976 telah membangun pabrik smelter alumina ingot dengan kapasitas 300.000 ton per tahun untuk diekspor ke negara-negara Asia. Tahun 2014, dialihkan kepemilikan dari Jepang ke tangan negara melalui BUMN. Sekarang Inalum menjadi raja di sektor alimina dan tak tertandingi di Asia.
Alumina ingot adalah pabrik pemurnian bahan tambang bauksit. Inalum selama ini mengolah 1 juta ton bauksit menjadi 300.000 ton alumina ingot.
Selain Inalum, anggota holding MIND ID lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sejak tahun 1973 telah membangun pabrik smelter feronikel berkapasitas 27.000 metrik ton di Pomala, Sulawesi Tenggara. Hal ini yang belum diketahui banyak orang.
Pada saat Indonesia menjadi negara pengekspor bijih nikel mentah terbesar di dunia sebelum tahun 2017, ANTM ternyata sudah membangun pabrik smelter sejak zaman Orde Baru. Perusahaan itu tentu sudah sejak awal menyadari pentingnya pembangunan smelter nikel untuk energi di masa depan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.