Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Marah-marah ke Direksi KAI dan Inka, Ada Apa?

Kompas.com - 04/05/2023, 09:21 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak habis pikir dengan kebijakan yang diambil para direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Inka (Persero) soal polemik impor KRL.

Erick Thohir membeberkan, ia bahkan sampai harus menegur pucuk pimpinan kedua BUMN itu karena dinilai sudah melangkahi dirinya.

Karena kedua direksi perusahaan malahan langsung membahasnya dengan lembaga lain tanpa melalui dirinya sebagai penanggung jawab perusahaan negara.

"Ini yang saya tegur juga direksi BUMN kalau ada apa-apa duduk sama saya dulu, jangan langsung melibatkan semua menteri lain, saya enggak dikasih tahu," ujar Erick Thohir dikutip pada Kamis (4/5/2023).

Pengusaha pemilik Mahaka Group ini berujar, tidak ada perencanaan yang matang dalam pengadaan gerbong KRL. Padahal, pengguna moda transportasi massal ini selalu naik dari tahun ke tahun.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Ia juga menyesalkan kinerja keuangan Inka. Di mana kondisinya juga tengah kembang-kempis, terutama pada sisi arus kas dan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) alias pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi.

"Jadi saya tegur, mana proyeksi 5 tahun ke depan untuk pertumbuhan penggunaan kereta api?," ungkap Erick Thohir.

"Saya minta bikin proyeksi seperti apa pertumbuhannya, lalu dikaitkan dengan kondisi Inka. 'Oh Inka hanya bisa 50 gerbong karena EBITDA masih begini, tapi butuhnya 100 gerbong, berarti yang 50 mesti ada solusinya'," papar dia lagi.

Erick Thohir menyebut sudah menegur direksi Inka karena polemik ini. Ia bilang, perusahaan tersebut tentu tidak akan bisa memproduksi KRL dengan baik kalau keuangannya berdarah-darah.

Baca juga: Jejak Waskita: Terlilit Utang Jumbo, Sempat Rugi Rp 7,38 Triliun

"Yang kurang bagus, EBITDA (PT Inka) masih negatif, itu saya tegur mereka, mencari proyek is one thing tapi mengambil kerjaan cashflow (arus kas) tapi enggak ketemu, maka tetap enggak ketemu," kata dia.

Untuk menolong keuangan Inka yang negatif tersebut, Kementerian BUMN akan mengusulkan suntikan dana APBN melalui penyertaan modal negara (PMN). Tujuannya, agar perusahaan yang berkantor di Madiun itu sanggup memenuhi prodiksi gerbong KRL.

Sebagai informasi, Inka selama ini bekerja sama dengan perusahaan asal Swiss, Stadler Rail dalam memenuhi permintaan gerbong kereta. Beberapa gerbong juga dipasarkan ke luar negeri.

Lanjut dia, selama ini koordinasi KAI sebagai induk dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan Inka juga terbilang buruk. Padahal, kebutuhan gerbong KRL baru sudah sangat mendesak.

"Karena itu, saya kemarin rapat dengan Menko Luhut, Menhub, dan Menperin, saya mengusulkan antara KAI dan Inka menyelesaikan dulu supply chain, baru kita bicara kebutuhan, jangan masing-masing punya buku. Toh Dirut Inka sudah ada orang baru dari KAI, enggak perlu ribut lagi," ujar Erick Thohir.

Baca juga: Derita Waskita: Terjerat Utang Jumbo, Duitnya Diduga Dikorupsi Berjemaah

Soal impor KRL bekas Jepang

Sementara itu dikutip dari Antara, Erick Thohir juga sudah meminta KAI untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pasca-pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com