Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger Malapetaka Ekonomi Global jika Amerika Serikat Gagal Bayar Utang per 1 Juni 2023

Kompas.com - 05/05/2023, 07:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, gagal bayar pemerintah akan memicu malapetaka ekonomi.

Kegagalan Kongres AS menaikkan pagu utang AS bisa saja berdampak pada kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya.

Pagu utang adalah total jumlah utang yang bisa ditarik Pemerintah AS untuk memenuhi kewajiban legalnya, termasuk membayar cicilan bunga utang pemerintah.

Selain itu, gagal bayar utang AS atau default ditengarai dapat mengguncang pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam itu.

Yellen memproyeksikan, gagal bayar utang AS juga akan berpotensi mendorong pembayaran rumah untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit jadi lebih tinggi.

Baca juga: Gagal Bayar Utang AS Bakal Guncang Tenaga Kerja dan Pasar Saham

"Default" utang AS bisa munculkan krisis keuangan global

Ia memperingatkan default utang akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dilakukan Amerika Serikat sejak pandemi Covid-19.

"Kegagalan utang kami akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Kegagalan akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal," ungkap dia.

Yellen menambahkan, AS dapat dinyatakan gagal bayar utang paling cepat pada 1 Juni 2023.

Hal tersebut akan terjadi ketika Kongres AS tidak menaikkan pagu utang atau menangguhkan otoritas pinjaman negara sebelum tenggat tersebut.

Baca juga: Punya Utang Rp 461.000 Triliun, Amerika Serikat Bisa Dinyatakan Gagal Bayar 1 Juni

Yellen menekankan, kalau tidak teratasi, hal tersebut berpotensi memunculkan krisis keuangan global.

Untuk itu, melalui sepucuk surat, ia meminta Kongres AS untuk bertindak sesegera mungkin. Menurut dia, tidak mungkin memprediksi kapan AS akan kehabisan uang tunai.

“Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang di masa lalu, menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit Amerika Serikat,” kata Yellen, dikutip dari APNews, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 5 Persen Dipicu Kondisi Gagal Bayar AS

Risiko terbesar bagi posisi keuangan AS

Di sisi lain, invasi Rusia ke Ukraina tetap menjadi beban pertumbuhan ekonomi AS.

Penjabat Asisten Sekretaris untuk Kebijakan Ekonomi Eric Van Nostrand mengatakan, perdebatan mengenai plafon utang menimbulkan risiko terbesar bagi posisi keuangan AS.

"Jika Kongres pada akhirnya menaikkan batas utang sebelum gagal bayar terjadi, ketidakpastian yang terjadi selanjutnya dapat meningkatkan biaya pinjaman dan menyebabkan tekanan keuangan lain yang akan melemahkan pasar tenaga kerja dan ekonomi kita,” ucap Van Nostrand.

Baca juga: Janet Yellen Sebut Gagal Bayar Utang AS Bisa Picu Malapetaka Ekonomi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com