JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Partai Republik telah mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan pagu utang.
Namun, kesepakatan ini belum berakhir karena Kongres masih perlu memberikan suara terkait keputusan tersebut.
Ketika Amerika Serikat gagal mencapai kesepakatan dalam perjanjian tentatif sampai awal Juni, pemerintah harus menentukan tagihan mana yang akan diprioritaskan untuk dibayar.
Hal ini lantaran Deartemen Keuangan sedang bergulat dengan dana yang tidak mencukupi untuk membayar semua tagihan.
Baca juga: Soal Plafon Utang AS, Biden: Kabar Baik...
Departemen Keuangan harus memutuskan untuk membayar bunga kepada pemegang utangnya atau membayar kewajiban non-utang misal membayar jaminan sosial, tunjangan veteran, asuransi pengangguran, sampai pembayaran kepada organisasi pemerintah seperti militer dan Pusat Pengendalian Penyakit AS.
Kepada ekonom di Moody's Analytics Mark Zandi mengatakan, pemerintah AS memang menghasilkan banyak uang tiap hari. Namun, perekonomian harus membayar lebih besar kalau AS gagal bayar utangnya.
Zandi menerangkan, jika AS gagal bayar utang akan merusak kepercayaan pada pemerintah untuk membayar tagihan tepat waktu. Itu akan berpengaruh pada peringkat kredit pemerintah dan memicu gejolak besar di pasar keuangan.
Pasalnya, negara dengan peringkat kredit yang lebih rendah memiliki biaya suku bunga yang lebih tinggi dari pada peminjam dengan peringkat yang lebih tinggi.
Baca juga: Deadline AS Cegah Gagal Bayar Utang Hanya sampai 5 Juni 2023
Ketika peringkat kredit AS turun, masyarakat akan terancam dengan naiknya biaya pinjaman untuk hipotek, pinjaman pribadi, sampai kartu kredit.
"Itu bisa membuat biaya pinjaman bisnis naik dan menyebabkan PHK, dan akhirnya resesi," kata dia, dilansir dari CNN, Senin (29/5/2023).
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen belum mengatakan apapun terkait langkah yang akan diambil kalau tenggat tiba.
Tanpa RUU yang disahkan oleh Kongres dan ditandatangani oleh Biden, Departemen Keuangan kemungkinan akan melakukan segala daya untuk menghindari gagal bayar utang.
Adapun, minggu lalu Yellen merevisi tenggat kenaikan pagu utang AS jadi tanggal 5 Juni 2023.
Baca juga: Ketua LPS Beberkan Dampak Positif dan Negatif dari Potensi Gagal Bayar Utang AS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.