Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemiskinan Menurun, tetapi Ketimpangan Masyarakat Meningkat

Kompas.com - 18/07/2023, 06:38 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data teranyar Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Namun di sisi lain, tingkat ketimpangan di kalangan masyarakat justru meningkat.

BPS mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,9 juta, atau setara dengan 9,36 persen total penduduk. Posisi ini turun 460.000 orang atau 0,21 persen dari posisi September 2022, yang mencapai 23,36 juta orang atau setara 9,57 persen.

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan, penurunan tersebut terjadi seiring dengan tren pemulihan ekonomi nasional. Dalam kurun waktu 6 kuartal terakhir, produk domestik bruto (PDB) RI memang terus tumbuh di kisaran 5 persen secara tahunan.

Baca juga: Tingkat Kemiskinan Turun, tapi Belum Kembali ke Level Sebelum Pandemi

Selain itu, tingkat inflasi pada periode relatif membaik. Tercatat laju inflasi pada periode September 2022-Maret 2023 sebesar 1,32 persen. Laju inflasi itu lebih rendah dari periode Maret - September 2022 sebesar 3,60 persen.

Tren penurunan memang tingkat kemiskinan memang terus terjadi sejak September 2020. Namun demikian, tingkat kemiskinan masih belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19, di mana tingkat kemiskinan pada September 2019 sebesar 9,22 persen total penduduk atau setara 24,78 juta penduduk.

"Meskipun terus mengalami penurunan, namun demikian tingkat kemiskinan bulan Maret 2023 ini belum pulih seperti masa sebelum pandemi," tutur Atqo, dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).

Lebih lanjut Atqo bilang, penurunan tingkat kemiskinan terjadi di perkotaan dan perdesaan. Penurunan lebih dalam dicatatkan oleh tingkat kemiskinan di perkotaan.

Tercatat tingkat kemiskinan di perkotaan turun dari 7,53 persen pada September 2022 menjadi 7,29 persen. Sementara itu, tingkat kemiskinan di perdesaan turun dari 12,36 persen menjadi 12,22 persen.

"Tentunya jika kita bandingkan kondisi sebelum pandemi tingkat kemiskinan di perdesaan ini bisa kita lihat ini sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi," kata Atqo.

"Sementara tingkat kemiskinan di wilyah perkotaan masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi," sambungnya.

Sementara itu jika dilihat berdasarkan pulau, tingkat kemiskinan terjadi di seluruh pulau kecuali Sulawesi. Tercatat tingkat kemiskinan di Pulau Sulawesi meningkat 0,02 persen 2,04 juta penduduk.

Meningkatnya tingkat kemiskinan di Sulawesi disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah dibanding pulau lain. Tingkat konsumsi rumah tangga di Sumatera hanya tumbuh 0,88 persen.

"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dibanding triwulan III 2022 terhadap triwulan I 2023 di Sulawesi paling kecil," ucap Atqo.

Baca juga: 10 Negara Termiskin Dunia Versi Bank Dunia

Ketimpangan yang justru meningkat

Meskipun tingkat kemiskinan menurun, tingkat ketimpangan di kalangan masyarakat justru meningkat. BPS mencatat, nilai gini ratio sebesar 0,388 pada Maret 2023. Posisi ini lebih tinggi dari pencatatan sebelumnya, yakni sebesar 0,381 pada September 2022.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com