Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM Makanan dan Minuman Keluhkan Penurunan Omzet: Kacau, Malah Lebih Parah dari Masa Pandemi

Kompas.com - 10/08/2023, 15:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengusaha makanan berskala mikro dan kecil mengeluhkan adanya tren penurunan pendapatan dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Hal ini terjadi di tengah tingkat konsumsi masyarakat yang masih meningkat.

Keluhan penurunan omzet ramai dibicarakan pedagang di platform media sosial, X. Hal ini bermula dari cuitan seorang pengusaha toko roti asal Bandung, Djaka Farezki. Melalui akun @djfarezki, Djaka menceritakan, pelaku usaha makanan dan minuman di Bandung tengah mengalami kesulitan keuangan.

"Temen-temen usaha F&B UMKM di Bandung lagi panik, omzet drop. Tiap 1 jam sekali sekali upload konten," tulis akun @djfarezki, dikutip Kompas.com setelah mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan, Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Indonesia Jadi Pasar Penting Bisnis Makanan Korea

Lebih lanjut Djaka bilang, pelaku usaha makanan dan minuman sudah berupaya untuk mendongkrak kembali penjualan, salah satunya melalui pembuatan konten oleh food blogger atau influencer. Namun hasilnya tidak maksimal membantu penjualan.

"Udah ada yang membuktikan ini di Bandung saat-saat ini," tulis Djaka.

Cuitan tersebut menarik banyak perhatian netizen. Hingga berita ini dimuat, cuitan Djaka telah diunggah ulang sebanyak 977 kali dan disukai sebanyak 3.030 kali.

Sejumlah pedagang makanan dan minuman pun mengamini cuitan Djaka. Akun @lut****** misalnya, ia bilang banyak pedagang mie ayam yang mengalami penurunan penjualan.

"Sehari bahkan ada yang ga ada pembeli sama sekali," tulis akun tersebut.

Sementara itu akun @buka*********** menyebutkan, penurunan omzet juga dirasakan oleh pedagang di wilayah Jakarta. Menurut dia, kondisi penjualan usahanya saat ini lebih parah dari pandemi Covid-19.

"Enggak bandung juga si, Jakarta pun dan Tangerang lagi ngerasain. Omzet kacau malah lebih parah dari masa pandemi," tulis akun tersebut.

Jika melihat data Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), kinerja penjualan eceran kelompok makanan, minuman, dan tembakau berada dalam tren pelemahan selama bulanan pada periode April-Juni 2023. Tercatat kinerja penjualan kelompok ini menguat 4,6 persen secara month to month (mtm), ambles 8,3 persen pada Mei, dan naik tipis 0,3 persen pada Juni.

Baca juga: Ini Perusahaan Makanan dan Minuman Terbesar di Dunia

Konsumsi rumah tinggi meningkat

Keluhan penurunan omzet para pedagang makanan dan minuman itu bermunculan di tengah konsumsi masyarakat yang tumbuh. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,23 persen secara tahunan pada kuartal II-2023.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, konsumsi rumah tangga memang masih tumbuh. Namun demikian, pertumbuhan itu lebih lambat dari tahun lalu.

Menurut dia, salah satu penyebab perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ialah lebih banyaknya bantuan sosial yang disalurkan pemerintah pada tahun lalu. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat.

"Hal-hal demikian yang kemudian tidak didapati lagi di tahun ini sehingga dorongan masyarakat atau konsumen untuk melakukan konsumsi itu meskipun tumbuh tidak setinggi tahun lalu pertumbuhannya," tutur dia, kepada Kompas.com.

"Dan ini yang kemudian saya kira bisa menjelaskan kenapa pedagang khususnya food and beverage merasakan bahwa mereka mengalami penurunan penjualan," sambungnya.

Yusuf menilai, sebenarnya penjualan pedagang masih mengalami peningkatan. Namun diakui, peningkatan tidak dirasakan secara merata dan kecepatannya tidak sepesat tahun lalu.

"Ada beberapa insentif yang mempengaruhi konsumen di tahun lalu dan itu kemudian tidak didapati lagi di tahun ini," ucapnya.

Baca juga: Cara Memesan Makanan dan Minuman di Kereta Api

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com