Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teguh Santoso
Dosen

Teguh_Unpad

Literasi Keuangan Milenial dan Jerat Utang Digital

Kompas.com - 12/08/2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat ini, sebesar 57 persen proporsi pinjaman online tersalurkan ke kelompok umur 19-34 tahun, yang merupakan generasi milenial dan generasi X.

Kelompok umur tersebut juga menyumbang proporsi terbesar pinjaman bermasalah, dengan proporsi yang sama pada kisaran 57 persen.

Mereka memiliki kecenderungan berutang karena pada umumnya sudah mulai berpendapatan dan mungkin belum banyak menanggung beban.

Mereka akan dengan mudah berbelanja keperluan pribadi, memesan makanan/minuman, hingga kebutuhan pergaulan. Tanpa sadar, aktivitas konsumsi tersebut akan menjadi kebiasaan.

Bahkan oleh David Bach, diistilahkan sebagai latte factor yang merupakan pengeluaran-pengeluaran kecil sehari-hari, dilakukan secara rutin namun tidak terencana, yang dapat berdampak cukup besar pada kondisi keuangan masa depan.

Bila seseorang, terutama milenial sudah terkena latte factor, ditambah keinginan mengonsumsi dan memiliki barang tersier seperti plesiran dan gadget, maka ketika pendapatan tak lagi cukup, pinjaman P2P maupun paylater akan menjadi labuhan. Kaum milenial akan semakin berpotensi terjebak utang.

Literasi keuangan

Ketidakmampuan seseorang dalam mengelola keuangan hingga masalah terjerat utang, terkait dengan tingkat literasi keuangan yang dimiliki.

OJK mendefinisikan literasi keuangan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Definisi tersebut tentu sangat relevan dengan fenomena besarnya proporsi generasi milenial yang berutang.

Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan berutang karena utang adalah meminjam pendapatan masa depan untuk dikonsumsi saat ini. Artinya, ada pengorbanan masa depan untuk manfaat yang diperoleh saat ini.

Literasi keuangan memegang peran penting dalam pengambilan keputusan keuangan, termasuk berutang.

Dengan literasi keuangan yang memadai, maka seseorang akan mampu mengambil keputusan yang bijak terkait kondisi keuangannya.

Dalam konteks literasi keuangan digital, hasil riset penulis tahun 2019 menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat literasi seorang milenial, maka akan semakin rasional pula pengambilan keputusan untuk berkonsumsi.

Bila seseorang bijak dalam berkonsumsi, maka kecil kemungkinan akan menggadaikan pendapatan masa depan dengan cara meminjam.

Kondisi literasi keuangan masyarakat Indonesia terus meningkat. Terakhir, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tahun 2022 berada pada angka 49,68 persen yang meningkat signifikan dari kondisi tiga tahun sebelumnya sebesar 38,03 persen.

Meski demikian, bila melihat fakta bahwa terdapat potensi generasi milenial semakin terjebak utang, masih perlu upaya lebih untuk meningkatkan literasi keuangan.

Diperlukan kolaborasi berbagai pihak, baik regulator, pemerintah, industri, media, perguruan tinggi hingga tokoh masyarakat dalam membuat generasi milenial lebih melek dan bijak mengambil keputusan keuangan, menghindarkan mereka dari jebakan utang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com