Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ekonomi China Lesu, tetapi AS Lebih Baik?

Kompas.com - 09/09/2023, 22:26 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memaparkan, kondisi ekonomi China sedang menghadapi tantangan.

"Ekonomi Tiongkok ini ternyata memang tidak sebaik yang kita bayangkan," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Erwindo Kolopaking, Sabtu (9/9/2023).

Ia menambahkan, pelaku ekonomi meyakini pada awal tahun akan ada stimulus tambahan dari China, akibat dari kondisi yang kurang baik. Hal tersebut diperparah dengan adanya utang di sektor rumah tangga yang tinggi.

Baca juga: Manfaatkan Momen KTT ASEAN, RI Teken Kerja Sama Industri dengan China dan Korsel

Bendera China berkibar di belakang kawat berduri di kompleks perumahan di wilayah Xinjiang barat China, 4 Juni 2019.AFP via VOA INDONESIA Bendera China berkibar di belakang kawat berduri di kompleks perumahan di wilayah Xinjiang barat China, 4 Juni 2019.

"Kemudian, konsumsi dan kinerja properti memburuk," imbuh dia.

Pria yang karib disapa Dodo ini menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah China mendukung pembangunan infrastruktur seperti jalanan dan bangunan.

Namun ketika peralihan ekonomi ke konsumsi, belum sepenuhnya bisa menopang kondisi perekonomian keseluruhan.

Dengan demikian, ketika kondisi ekonomi China melambat akan berdampak pada kondisi negara sekitar, termasuk Indonesia.

Baca juga: Perdagangan Merosot, Ekspor China ke Asia Tenggara Turun 13,3 Persen

Punya kondisi berbeda, ekonomi Amerika Serikat (AS) ternyata tumbuh lebih baik dari perkiraan. Itu ditengarai datang dari stimulus yang diberikan pemerintah selama pandemi Covid-19.

Tabungan yang dimiliki masyarakat masih cukup untuk menopang sisi konsumsi. Kondisi ini membuat inflasi stabil di atas target The Fed.

Akibatnya, bank sentral AS tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunga, meskipun ada wacana untuk mundur sampai kuartal IV-2023.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pengamat Transportasi Nilai Pembatasan Angkutan Barang Selama Nataru Tidak Diperlukan

Pengamat Transportasi Nilai Pembatasan Angkutan Barang Selama Nataru Tidak Diperlukan

Whats New
Pedagang di Pasar Senen Jual Minyakita Rp 15.000 Per Liter

Pedagang di Pasar Senen Jual Minyakita Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Satu Galon Berapa Liter Air? Ini Cara Menghitungnya

Satu Galon Berapa Liter Air? Ini Cara Menghitungnya

Spend Smart
KAI Operasikan 34 Kereta Tambahan Selama Nataru, Simak Rinciannya

KAI Operasikan 34 Kereta Tambahan Selama Nataru, Simak Rinciannya

Whats New
Ketika Mendag Zulhas Cek Harga dan Pasokan Bapok di Pasar Senen…

Ketika Mendag Zulhas Cek Harga dan Pasokan Bapok di Pasar Senen…

Whats New
Jaga Kelestarian Lingkungan, Sinar Mas Tanam Ratusan Pohon di Jabodetabek

Jaga Kelestarian Lingkungan, Sinar Mas Tanam Ratusan Pohon di Jabodetabek

Whats New
Kemendag Berencana Naikkan Harga Minyakita Jadi Rp 15.000 Per Liter

Kemendag Berencana Naikkan Harga Minyakita Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
KAI Tambah 34 Perjalanan Kereta Selama Nataru, Tiket Sudah Bisa Dibeli

KAI Tambah 34 Perjalanan Kereta Selama Nataru, Tiket Sudah Bisa Dibeli

Whats New
Belum Sepakat Soal Harga, Begini Kelanjutan Divestasi Saham Vale Indonesia

Belum Sepakat Soal Harga, Begini Kelanjutan Divestasi Saham Vale Indonesia

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 30 November di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 30 November di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Merah

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Merah

Whats New
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 November 2023

Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 November 2023

Spend Smart
OASA Garap Peluang Usaha Biomassa dan Bio-CNG di Blora, Nilai Investasinya Lebih dari 1,5 Triliun

OASA Garap Peluang Usaha Biomassa dan Bio-CNG di Blora, Nilai Investasinya Lebih dari 1,5 Triliun

Whats New
BSI Targetkan Penyaluran Pembiayaan hingga Akhir Tahun Mampu Tumbuh Double Digit

BSI Targetkan Penyaluran Pembiayaan hingga Akhir Tahun Mampu Tumbuh Double Digit

Whats New
Hypefast Gandeng Lazada dan Cosmax Dorong Pertumbuhan 'Brand' Lokal

Hypefast Gandeng Lazada dan Cosmax Dorong Pertumbuhan "Brand" Lokal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com