Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Sentimen Suku Bunga The Fed, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Kompas.com - 12/10/2023, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (11/10/2023) waktu setempat. Pergerakan bursa saham AS pada Rabu dibayangi oleh hasil risalah pertemuan The Fed yang berpotensi menaikkan suku bunga satu kali lagi di tahun ini.

Mengutip CNBC, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,19 persen atau 65,57 poin, menjadi ditutup pada level 33.804,87. S&P 500 menguat 0,43 persen, dan berakhir pada posisi 4.376,95. Sementara itu, Nasdaq Komposit bertambah 0,71 persen pada posisi 13.659.68.

Saham-saham menguat pada Rabu karena para pedagang menunggu rilis angka inflasi konsumen AS yang baru dan imbal hasil Treasury yang terus mengalami penurunan. Perdagangan pada Rabu merupakan kenaikan dalam tiga hari berturut-turut bagi ketiga indeks utama AS.

Dalam risalah rapat yang dirilis pada Rabu, mayoritas pejabat The Fed mengindikasikan adanya potensi kenaikan suku bunga lagi.

Baca juga: Bos BI Proyeksi The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan pada November

“Mayoritas peserta menilai bahwa satu kali kenaikan suku bunga lagi mungkin akan tepat, sementara beberapa peserta menilai kemungkinan tidak ada kenaikan lebih lanjut yang diperlukan,” seperti tertulis dalam ringkasan pertemuan The Fed.

Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun turun sekitar 9 basis poin pada Rabu, namun mencapai level tertinggi dalam 16 tahun pada awal bulan ini. Sejak pertemuan Fed bulan September, para pembuat kebijakan mengindikasikan imbal hasil yang lebih tinggi bisa mencegah adanya kenaikan suku bunga di masa depan.

Pasar benar-benar bingung saat ini, tapi saya pikir tren keseluruhan PPI, CPI, dan risalah rapat The Fed hari ini akan mendorong imbal hasil Treasury AS 10 tahun lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang,” kata Derek Schug, kepala manajemen portofolio di Kestra Manajemen Investasi.

Baca juga: Kurs Rupiah Tembus Rp 15.700 Berdampak ke Inflasi? Ini Kata Airlangga

“Ada kekhawatiran bahwa saham akan menjadi terlalu bullish. Tetapi sekali lagi, inflasi secara umum dan suku bunga yang lebih tinggi bukanlah hal yang buruk bagi saham dari waktu ke waktu,” katanya.

Laporan indeks harga konsumen untuk bulan September dijadwalkan dirilis pada Kamis. Ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 0,3 persen dari bulan sebelumnya dan 3,6 persen dari tahun ke tahun.

Investor akan terus mencermati data tersebut saat mereka mencari petunjuk mengenai langkah kebijakan Federal Reserve di masa depan. Angka tersebut akan muncul sehari setelah para pedagang meneliti angka inflasi grosir yang lebih tinggi dari perkiraan.

Indeks harga produsen naik 0,5 persen untuk bulan September, lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones yakni dengan kenaikan 0,3 persen. Angka tersebut masih menunjukkan perlambatan dari kenaikan harga produsen sebesar 0,7 persen pada bulan sebelumnya.

Yang pasti, meskipun perekonomian lebih tangguh dari perkiraan, investor mencatat bahwa inflasi akan tetap stabil.

Beberapa sentimen yang mempengaruhi perdagangan Rabu, diantaranya Exxon Mobil yang setuju untuk membeli Pioneer Natural Resources senilai 59,5 miliar dollar AS, merger itu merupakan yang terbesar untuk perusahan di Wall Street tahun ini. Saham Pioneer naik 1,4 persen, sedangkan Exxon turun sekitar 3,6 persen.

Sementara itu, saham produsen sandal Birkenstock merosot lebih dari 12 persen, menjadi 40,2 dollar AS setelah memulai debut IPO pada hari Rabu. Harga awal saham Birkenstock adalah 46 dollar AS per saham.

Di sisi lain, sentimen geopolitik tetap membayangi pasar. Investor terus menilai perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas merupakan serangan paling mematikan yang pernah dialami negara itu dalam 50 tahun. Presiden Joe Biden mengutuk serangan Hamas sebagai terorisme dalam sambutannya pada hari Selasa dan mengatakan bahwa Amerika Serikat mendukung Israel.

Baca juga: IHSG Ditutup Naik Tipis, Rupiah Menguat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konser Taylor Swift Disebut Bisa Bikin Bank Sentral Inggris Tunda Pangkas Suku Bunga

Konser Taylor Swift Disebut Bisa Bikin Bank Sentral Inggris Tunda Pangkas Suku Bunga

Whats New
Cara Beli Token Listrik dan Bayar Listrik PLN via Livin’ by Mandiri

Cara Beli Token Listrik dan Bayar Listrik PLN via Livin’ by Mandiri

Spend Smart
5 Tren Digitalisasi Rantai Pasok Perusahaan untuk Genjot Pendapatan

5 Tren Digitalisasi Rantai Pasok Perusahaan untuk Genjot Pendapatan

Work Smart
Cara Mengatasi ATM BRI Terblokir, Bisa lewat HP

Cara Mengatasi ATM BRI Terblokir, Bisa lewat HP

Whats New
Strategi Semen Indonesia Dorong Keberlanjutan Bisnis di Tengah Tantangan 'Oversupply'

Strategi Semen Indonesia Dorong Keberlanjutan Bisnis di Tengah Tantangan "Oversupply"

Whats New
Long Weekend Idul Adha, KAI Operasikan KA Mutiara Timur

Long Weekend Idul Adha, KAI Operasikan KA Mutiara Timur

Whats New
Jadwal Operasional BNI Selama Libur dan Cuti Bersama Idul Adha 2024

Jadwal Operasional BNI Selama Libur dan Cuti Bersama Idul Adha 2024

Whats New
International Expo 2024 Libatkan Investor dari 20 Negara, BSI Bidik Transaksi Rp 1 Triliun

International Expo 2024 Libatkan Investor dari 20 Negara, BSI Bidik Transaksi Rp 1 Triliun

Whats New
Soal Tokopedia PHK Karyawan, GoTo Sebut Bukan Pemegang Saham Mayoritas

Soal Tokopedia PHK Karyawan, GoTo Sebut Bukan Pemegang Saham Mayoritas

Whats New
50 Persen Kebutuhan Listrik di Ambon Dipasok dari Pembangkit Apung PLN IP

50 Persen Kebutuhan Listrik di Ambon Dipasok dari Pembangkit Apung PLN IP

Whats New
Tungku Smelter Morowali Semburkan Uap Panas, 2 Pekerja Terluka

Tungku Smelter Morowali Semburkan Uap Panas, 2 Pekerja Terluka

Whats New
Mulai 18 Juni, 2 Kereta Ekonomi Ini Pakai Rangkaian New Generation

Mulai 18 Juni, 2 Kereta Ekonomi Ini Pakai Rangkaian New Generation

Whats New
Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Work Smart
KAI Services Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

KAI Services Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

Work Smart
SBSN, SUN, dan SBN, Apa Bedanya?

SBSN, SUN, dan SBN, Apa Bedanya?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com