Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka sesungguhnya terbuka peluang sangat besar untuk menggenjot produksi padi dalam negeri untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mereduksi impor bahkan Indonesia bisa menjadi negara pengekspor beras dunia.
Lebih lanjut, masalah kertersediaan pupuk subsidi yang selama ini menjadi persoalan di lapangan akibat harga bahan baku dan pupuk di pasar dunia yang melambung.
Membangun kemampuan petani dalam memproduksi pupuk secara mandiri akan menguntungkan semua pihak.
Beban subsidi bagi keuangan negara akan menurun, biaya produksi padi dapat direduksi, produktivitas dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
Manfaat konsolidasi pengelolaan lahan dari sisi mitigasi serangan hama dan penyakit adalah, terjadinya tanam serentak, karena penggunaan air maupun pengeringan dapat dikelola dengan baik.
Dengan tanam serentak, maka periode tanam dan bera dapat dilakukan secara tegas, sehingga pemutusan siklus/rantai makanan dan pertumbuhan hama dan penyakit dapat dilakukan secara konsisten.
Berbeda dengan pola tanam yang tidak serentak, makanan hama dan penyakit selalu tersedia setiap saat, sehingga siklusnya tidak dapat diputus.
Wilayah dalangan merupakan segitiga (triangle) endemik hama wereng batang coklat yang beririsan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali.
Ketersediaan air sepanjang tahun, menyebabkan petani bisa bertaman padi kapan saja. Kondisi inilah yang menyebabkan makanan hama dan penyakit tersedia setiap saat.
Konsolidasi pengelolaan lahan juga memungkinkan penggunaan pestisida lebih effsien, karena saat pengendalian dilakukan serentak, maka tidak ada tempat untuk bersembunyi dan berlindung bagi hama dan penyakit.
Sangat berbeda sekali jika tanam padi dilakukan tidak serentak. Wilayah yang sedang dilakukan pengendalian, populasi hama dan penyakitnya bermigrasi ke wilayah yang tidak dilakukan pengendalian.
Implikasinya populasi hama tidak mampu dikendalikan dengan baik, sehingga dosis dan intensitas pengendalian semakin tinggi.
Bahkan berdasarkan laporan petani di lapangan, biaya produksi padi didominasi oleh biaya pengendalian hama dan penyakit.
Saatnya pemerintahan baru tahun 2024 melakukan transformasi budidaya padi dari kondisi eksisting, menuju konsolidasi pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Format ini mampu mengentaskan kemiskinan termasuk menghapuskan stunting yang selama ini belum ada solusi praktikal, sehingga derita dan nestapa petani padi termitigasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya