Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Masih Putar Otak untuk Percepat Proses Perawatan LRT Jabodebek

Kompas.com - 30/10/2023, 20:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih belum berencana menambah mesin bubut baru untuk mempercepat proses perawatan roda 18 rangkaian kereta LRT Jabodebek.

Kendati demikian, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, pihaknya tengah mencari solusi lain yang lebih baik selain membeli mesin baru untuk mempercepat proses perawatan kereta LRT Jabodebek.

"Jadi sejauh ini belum ada keputusan pembelian mesin dan lain-lain karena memang masih kita cari solusi yang paling baik," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).

Saat ditemui di Stasiun LRT Jakarta Velodrome siang tadi, Risal menyebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan LRT Jakarta yang memiliki mesin bubut agar LRT Jabodebek dapat menggunakan mesin tersebut untuk perawatan kereta.

Baca juga: Imbas Roda Aus, Headway LRT Jabodebek Sampai 40 Menit, Pengamat: Minat Penumpang Bisa Turun

"Tadi saya juga ngomong ke teman-teman LRT Jakarta, Jakpro. Mereka juga punya, bisa dimanfaatkan kok untuk mempercepat kalau harus dibubut," ucapnya kepada media setelah acara groundbreaking LRT Jakarta Fase 1B di Stasiun Velodrome, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Namun saat ditanyai lebih lanjut, Risal tidak dapat memastikan berapa jumlah mesin bubut roda yang dimiliki LRT Jakarta dan berapa lama waktu yang bisa dipersingkat untuk perawatan LRT Jabodebek.

Yang jelas, mesin bubut dari LRT Jakarta bisa menjadi salah satu opsi untuk mempercepat proses perawatan kereta LRT Jabodebek.

"Tanyanya sama LRT Jakarta-nya ya punya berapa, berapa cepat membubut 1 rangkaian kan beda-beda. Tapi intinya ini dalam rangka kita meningkatkan keselamatan," tukasnya.

Sebagai informasi, saat ini LRT Jabodebek terpaksa harus mengurangi frekuensi perjalanannya dari normalnya 234 perjalanan menjadi 131 perjalanan lantaran 18 trainsetnya harus menjalani perawatan akibat roda yang aus.

Dengan adanya perawatan tersebut, maka saat ini LRT Jabodebek hanya mengoperasikan sekitar 9 trainset sehingga jarak kedatangan antarkereta (headway) menjadi semakin panjang yakni mencapai 1 jam dari normalnya 30 menit.

Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo mengungkapkan, 18 trainset yang harus menjalani bubut roda ini tengah mengantre karena pihaknya hanya memiliki satu mesin bubut.

Sementara waktu pengerjaan bubut roda yang aus ini bisa mencapai 1 minggu untuk 1 rangkaian kereta.

"Jadi perlu waktu yang cukup lama nih. Kejar-kejaran. Sekarang tinggal mana yang lebih dulu yang selesai bubut apa yang masuk lagi," ujar Kuswardojo saat ditemui di kawasan Sabang, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Baru Beroperasi Sebentar, LRT Jabodebek Sudah Aus Roda, 18 Trainset Diistirahatkan, 103 Perjalanan Dibatalkan

Lebih lanjut dia menjelaskan, perawatan bubut roda ini sampai saat ini baru bisa dikerjakan oleh LRT Jabodebek sendiri karena lebar roda LRT berbeda dengan roda kereta konvensional.

Artinya, apabila LRT Jabodebek menggunakan mesin bubut kereta konvensional seperti yang ada di Balai Yasa maka pabrikan yang menyediakan mesin tersebut harus melakukan pengaturan ulang.

"Setting ulang, baik kelebarannya dan kondisi ketinggian rodanya harus setting ulang dulu untuk mesin bubutnya. Nah kemudian yang jadi masalah adalah ketika mereka mengerjakan punya LRT, pada saat mereka mau bubut, mereka harus mengambil lagi orang pabrikan untuk menyesuaikan lagi menjadi 10-6-7 kan berarti kerjanya double-double mereka. Jadi makannya sampai saat ini baru bisa dikerjakan di LRT sendiri," jelasnya.

Oleh karena itu, seharusnya LRT Jabodebek memiliki mesin bubut tambahan untuk mempercepat perawatan 18 trainset LRT Jabodebek ini. Hal ini, kata Kuswardojo, telah disampaikan ke Kemenhub selaku regulator.

"Ya kan prosesnya lama kalau penambahan mesin bubut, karena pengadaan barang-barang seperti itu kan harus dari pemerintah, bukan dari kita yang mengadakan," kata Kuswardojo.

Kendati demikian, LRT Jabodebek juga telah menyiapkan solusi lainnya dengan memesan 1.000 roda kereta ke PT INKA sejak dua bulan lalu sejak operator menyadari tingkat keausan roda LRT Jabodebek.

Dia berharap 1.000 roda yang dipesan bisa dikirimkan INKA paling lama Januari 2023. "Tapi enggak tahu ya, karena kan kita pesannya ke INKA, itu nanti enggak tau INKA mau berani menyediakan sampai kapan, saya juga belum tahu," tuturnya.

Baca juga: Roda LRT Jabodebek Aus, KAI Pesan 1.000 Unit Roda ke INKA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com