Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Geram Rp 170 Triliun Devisa Hilang Gara-gara WNI Berobat ke Luar Negeri

Kompas.com - 04/11/2023, 21:40 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan selama ini negara harus kehilangan devisa lebih dari ratusan triliun rupiah akibat banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri.

Jokowi menyebut, kerugian besar akibat devisa yang bocor tersebut seharusnya tak perlu terjadi. Alasan mereka yang berobat ke rumah sakit di negara tetangga yakni anggapan kalau fasilitas kesehatan di Tanah Air belumlah selengkap di luar negeri.

Padahal, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, sehajatinya kualitas dokter dan tenaga kesehatan lainnya di Indonesia sudah mengalami peningkatan.

"Dokter-dokter kita ini enggak kalah pintarnya dengan mereka, tapi alatnya memang kalah," kata Jokowi dikutip dari Youtube Kompas TV, Sabtu (4/11/2023).

Baca juga: Kala Jokowi Minta WNI Jangan Berobat ke RS Luar Negeri

Ia mencontohkan, salah satu rumah sakit di Indonesia yang kualitasnya sudah setara dengan rumah-rumah sakit elit di luar negeri adalah Tzu Chi Hospital di Jakarta.

"Semoga ini bisa kita bersaing dan masyarakat kita berobat di dalam negeri dan kita kita tidak kehilangan Rp 170 triliun per tahun di urusan sakit saja," ujar Jokowi.

Ia mengungkapkan, Indonesia banyak kehilangan devisa akibat kecenderungan masyarakat menengah ke atas yang memilih berobat ke luar negeri, seperti ke Singapura dan Malaysia.

"Kita ingin semuanya sehat, tetapi kalau pas sakit, jangan pergi ke luar negeri," ucap Jokowi.

Baca juga: Luhut Ungkap Alasannya Berobat ke Singapura, Bukan di Indonesia

Jokowi menerangkan, dari data yang ia pegang, hampir 1 juta masyarakat Indonesia datang berobat ke Malaysia, sedangkan ada 750 ribu yang ke Singapura. Sisanya banyak juga yang pergi ke Jepang, Amerika Serikat, hingga Jerman.

"Apa mau kita terus teruskan? Rp 165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu. Itu karena ada modal keluar, capital outflow," tutur Jokowi.

Masalah lainnya yang harus dibenahi di Indonesia, yakni fasilitas rumah sakit dan jumlah dokter spesialis, termasuk dokter subspesialis, yang tidak merata.

Dia juga mengaku sudah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Markarim untuk mengatasi masalah kekurangan ini.

Baca juga: Perbedaan Tawaran China dan Jepang soal Rute dan Lokasi Stasiun KCJB

"Alkes dan fisik sudah bagus, tapi masih banyak yang belum bagus. Itu harus diperbaiki sehingga layanan RS ke masyarakat semakin baik," ungkap Jokowi.

"Saya minta ke Pak Menkes dan disampaikan ke Pak Mendikbud agar pendidikan dokter spesialis agar diperbanyak dan dimudahkan sehingga masyarakat kita untuk semuanya yang sakit dapat tertangani," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com