Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Targetkan 2 Juta Investor Baru Tahun Depan, Begini Strateginya

Kompas.com - 21/11/2023, 11:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Busa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 230 perusahaan melakukan pencatatan efek pada 2024. Hal ini lebih rendah daripada realisasi saat ini 311 pencatatan (per 15 November 2023), namun lebih tinggi dibandingkan target awal pada 2023 sebesar 200 pencatatan.

Sementara itu untuk jumlah investor baru, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menargetkan tahun depan akan bertambah sebanyak 2 juta investor baru. Hingga saat ini (per 15 November 2023) jumlah investor baru bertambah 1,6 juta, atau lebih rendah dari target yang direvisi sebesar 2,5 juta.

Untuk rata-rata transaksi harian, Iman menargetkan pada 2024 tembus Rp 12,25 triliun transaksi per hari. Adapun per 15 November 2023 RNTH bursa mencapai Rp 10,5 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan revisi target 2023 sebesar Rp 10,75 triliun.

Baca juga: Bos Bursa: Pasar Saham Akan Positif pada Pemilu 2024

Iman mengatakan, dalam penyusunan RKT (Rencana Kerja Tahunan) 2024 terdapat tiga hal yang menjadi fokus, diantaranya RNTH, Pencatatan Efek, dan Jumlah Investor baru.

“Target kita, ada tiga hal yang menjadi asumsi dalam penyusunan RKT 2024 kedepan. Kita menilai ada optimisme dibandingkan dengan target tahun ini. Di mana, RNTH ditargetkan mencapai Rp 12,5 triliun,” kata Iman di Balikpapan, Jumat (17/11/2023).

“Dari pencatatan efek menjadi 230 pada 2024, dari 230 target di tahun ini. Walaupun secara realisasi 311 pencatatan. Selain itu, tambahan investor baru saat ini sudah mencapai 11,9 juta, akhir tahun ini kita targetkan mencapai 12 juta, dan tahun depan akan bertambah lagi 2 juta (target),” lanjutnya.

Untuk mendukung target-target tersebut, BEI menerapkan beberapa target pada 2024. Ada tiga hal yang menjadi fokus utama bursa pertama adalah perlindungan investor. Kedua, market depening atau pendalaman pasar, dan ketiga, sinergi/konektivitas regional.

“Kalau kita bicara perlindungan investor, ya kita lihat dari programnya adalah pengembangan integritas pasar dan perlindungan investor secara berkelanjutan kita sudah mulai dari tahun lalu hingga tahun ini,” ujar Iman.

“Selain itu, ada papan pemantauan khusus, notasi khusus, tindakan pencegahan serta, edukasi kepada stekholder pasar modal. Ini terus dilakukan dan tidak hentinya kita lakukan,” tambahnya.

Sementara itu, dari sisi supply atau sisi peningkatan IPO dan listing, Iman mengatakan pihaknya sejak tahun ini sudah meluncurkan papan new economy, serta E-Registration & pengembangan e-IPO.

“Kita juga melakukan IDX Incubator & Papan Akselerasi untuk mengakomodasi UMKM/ Startup untuk dapat listing. Jadi, calon perusahaan tercatat bisa masuk ke IDX Incubator dan papan akselerasi untuk mengakomodir umkm,” jelas dia..

BEI juga mendorong inisitaif ESG, dimaana tahun ini, tepatnya pada September BEI melakukan pengembangan bursa karbon dan ESG skoring pada website IDX untuk beberapa emiten di IDX80 dan juga di IDXShowcase & Exhibition.

“Kita juga melakukan pengembangan untuk EBUS, peningkatan sistem perdagangan dan pengawasan untuk peningkatan infrastruktur. Nantinya pada 2025 -2026 kita targetkan akan ada peningkatan sistem perdagangan dan pengawasan,” ujarnya.

Baca juga: Saham Waskita Karya Disuspensi BEI

Tahun depan bursa juga berencana meluncurkan waran terstruktur dan single stock future yang akan diternitkan pada kuartal I-2023 sampai dan Semester I-2023.

“Busa saat ini sudah menjadi multi asset class,” ujar dia.

Di sisa tahun ini, BEI memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang berakhir lebih tinggi dibandingkan tahun lalu dari 6.800-an menjadi 6.900-an.

“IHSG di sia tahun ini bisa mencapai 6.900-an, walaupun pergerkaan cenderung sideways. Namun, RNTH kita turun dari Rp 14,7 triliun menjadi Rp 10,5 triliunm tapi dalam beberapa minggu teakhir trendnya mulai meningkat. Market cap juga sudah tembus Rp 10 triliun,” tegasnya.

Baca juga: BEI: Dampak Aksi Boikot Produk Pro Israel Masih Dapat Dikelola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com