Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI Sebut Kemungkinan The Fed Kerek Suku Bunga Acuan Kian Kecil

Kompas.com - 23/11/2023, 15:43 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan, potensi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali mengerek suku bunga acuannya semakin kecil.

Pernyataan itu disampaikan dengan melihat perkembangan indikator Negeri Paman Sam dan hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 31 Oktober- 1 November 2023.

Perry mengatakan, berdasarkan asesmen BI beberapa bulan lalu, probabilitas The Fed untuk mengerek suku bunga acuannya di sisa tahun 2023 sebesar 40 persen.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Akan tetapi, dalam asesmen teranyar, BI memperhitungkan kemungkinan The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuannya hanya sebesar 10 persen.

"Ada probabilitasnya (Fed Fund Rate) Desember naik, tapi dengan FOMC terakhir probabilitasnya turun. Masi ada kemungkinan? Masih ada, tapi probabilitasnya turun," tutur Perry, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (23/11/2023).

Dalam dokumen risalah FOMC memang disebutkan, para pejabat setuju untuk lebih berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan suku bunga, dengan memperhitungkan berbagai informasi yang diterima.

Pada November lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25 hingga 5,5 persen, melanjutkan sikap dari bulan sebelumnya.

Selain itu, faktor lain yang membuat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed lebih rendah ialah laju inflasi AS yang kian melandai.

Baca juga: Mencerna Perubahan Perilaku Suku Bunga Acuan

Pada Oktober lalu, tingkat inflasi AS sebesar 3,2 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,7 persen.

"Inflasinya sudah turun, tapi lambat," kata Perry.

Dengan melihat perkembangan tersebut, BI meyakini, tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 6 persen sudah cukup untuk mengakomodir stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga laju inflasi nasional ke depan.

"Kami yakin suku bunga 6 persen konsisten dengan pencapaian inflasi tahun depan 2,5 plus minus 1 persen dan juga stabilitas nilai tukar rupiah," ucap Perry.

Baca juga: Suku Bunga The Fed Diprediksi Turun pada Semester II-2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com