Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Masih Negatif, Sri Mulyani: Jerman dan Inggris Terancam Resesi

Kompas.com - 24/11/2023, 17:06 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan, kondisi perekonomian global masih diwarnai oleh berbagai sentimen negatif, yang memicu tingginya volatilitas sektor keuangan. Sentimen-sentimen ini utamanya berasal dari negara atau kawasan negara maju.

Dari Eropa misalnya, dampak rembetan dari perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan masih dirasakan oleh negara-negara kawasan tersebut. Laju inflasi yang masih tinggi membuat tingkat suku bunga acuan bank sentral tetap berada di level tinggi, sehingga memukul perekonomian negara-negada di Benua Biru itu.

"Dan ini menyebabkan beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Inggris terancam resesi," ujar dia, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi November 2023, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Sektor Konstruksi Terdampak Ekonomi Global, Airlangga: Kita Harus Mampu Lalui Masa Sulit Ini

Tidak hanya di Eropa, fenomena suku bunga acuan tinggi berlangsung lama atau biasa disebut higher for longer juga dialami oleh Amerika Serikat (AS). Tingginya tingkat suku bunga acuan diikuti oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Sri Mulyani menyebutkan, imbal hasil atau yield obligasi AS tenor 10 tahun bahkan sempat menyentuh level 5 persen pada Oktober lalu. Ini menjadi pertama kalinya sejak tahun 2007.

"Dan ini lah yang menyebabkan terjadinya capital outflow dari berbagai negara," kata Sri Mulyani.

Dari Asia, perekonomian China menjadi sorotan. Pasalnya, Negeri Tirai Bambu tengah dihadapi oleh pelemahan ekonomi bersifat jangka menengah-panjang, karena faktor struktural, mulai dari krisis sektor properti, penuaan demografi, hingga pengangguran usia muda yang tinggi.

Lalu dari kawasan Timur Tengah, perang antara Israel dengan Hamas menjadi "warna" baru bagi dinamika perekonomian global. Sri Mulyani menyebutkan, konflik tersebut berpotensi menimbulkan disrupsi lain.

"Sehingga ini adalah situasi global yang masih akan mewarnai hingga akhir tahun," ucapnya.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, lembaga keuangan internasional memproyeksi, perutmbuhan ekonomi global masih akan lemah untuk tahun ini. Bank Dunia dan IMF masing-masing memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 2,1 persen dan 3 persen pada 2023.

Baca juga: Chatib Basri: 1 Persen Perlambatan Ekonomi China Bikin Ekonomi Indonesia Turun 0,3 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com