Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kebijakan Kepabeanan dan Cukai 2024 Dukung Visi Indonesia Maju 2045

Kompas.com - 29/11/2023, 16:00 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, sesuai rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (6/11/2023), perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen year-on-year (yoy) pada triwulan III-2023.

Menurut Kemenkeu, data tersebut menjadi indikasi bahwa kinerja perekonomian menunjukkan tren positif. Meski demikian, persentase pertumbuhan (yoy) berada di bawah angka 5 persen atau di bawah titik psikologis.

Seiring dengan tenggat waktu untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 2023 di atas 5 persen, pemerintah menyiapkan langkah strategis. Hal ini dilakukan untuk menjaga target tetap kondusif, terutama di sisa 2023.

Melalui paket kebijakan, pemerintah memberikan insentif dan bantuan, seperti bantuan beras, Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino, Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga insentif perumahan.

Baca juga: Lebih dari Seribu Buruh Pabrik di Kulon Progo Terima BLT dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau

Alhasil, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai salah satu instrumen dalam mengelola perekonomian nasional kembali memainkan peran penting melalui tiga fungsinya, yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, kinerja APBN per Oktober 2023 mencatatkan pendapatan negara mencapai Rp 2.240,1 triliun, sedangkan belanja negara Rp 2.240,8 triliun.

Meskipun defisit Rp 700 miliar, APBN masih mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar Rp 365,4 triliun. Kinerja positif ini terjadi di tengah risiko dan ketidakpastian global yang masih meningkat.

Ilustrasi pemusnahan barang-barang yang disita Bea Cukai.DOK. Humas Kemenkeu Ilustrasi pemusnahan barang-barang yang disita Bea Cukai.

Indonesia tidak boleh mengabaikan kondisi global tersebut karena efek rembesan (spillover) berpotensi memengaruhi perekonomian nasional, mulai dari inflasi hingga nilai tukar.

Baca juga: Dukung Geliat Perekonomian Wilayah 3T, BPH Migas Dorong Putra Daerah Bangun Penyalur BBM Satu Harga

Penerimaan kepabeanan dan cukai merupakan salah satu kontributor dalam pendapatan negara, terutama penerimaan perpajakan. Kinerja sektor ini telah mencapai Rp 220,8 triliun hingga Oktober 2023.

Capaian tersebut turut berkontribusi membiayai belanja pemerintah pusat dengan manfaat yang langsung dirasakan masyarakat, yaitu sebesar Rp 1.572,2 triliun.

Adapun bentuk belanja yang dimaksud, di antaranya adalah perlindungan sosial, petani, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pendidikan, hingga infrastruktur.

Penerimaan kepabeanan dan cukai terdiri atas bea masuk (BM), bea keluar (BK), dan cukai. Kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai sangat terpengaruh oleh kondisi perdagangan dunia.

Baca juga: Peralihan Konsumsi Rokok hingga Larangan Ekspor Mineral Jadi Tantangan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 2024

Selain itu, situasi geopolitik dunia yang saat ini masih belum mereda, turut menyebabkan volatilitas atau ketidakpastian yang berpengaruh pada harga komoditas dunia.

Belum lagi penerimaan cukai yang memiliki karakteristik tidak seperti penerimaan perpajakan pada umumnya, karena berfungsi sebagai pengendalian konsumsi.

Namun demikian, tantangan-tantangan tersebut tidak menyurutkan kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam menuntaskan amanat penerimaan hingga akhir 2023.

Baca juga: Jokowi Terbitkan Aturan Baru, Penyidikan Pidana Cukai Bisa Disetop Asalkan...

APBN jadi instrumen stimulus ekonomi

Ilustasi pemusnahan barang-barang sitaan Bea dan Cukai.DOK. Humas Kemenkeu Ilustasi pemusnahan barang-barang sitaan Bea dan Cukai.

Untuk diketahui, Indonesia mencanangkan menjadi negara maju pada 2045. Cita-cita ini hanya bisa diraih dengan kerja keras dan tidak business as usual.

APBN sekali lagi juga menjadi instrumen stimulus ekonomi dan kesejahteraan menuju negara maju pada 2045. Pertama, APBN sebagai stabilisasi harus bisa menjadi shock absorber dalam merespons dinamika perekonomian yang terjadi.

Kedua, APBN secara fungsi alokasi harus dapat mendukung agenda pembangunan. Ketiga, fungsi APBN secara distribusi harus mampu sebagai solusi kesejahteraan masyarakat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com