Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok-GoTo Bakal Berkongsi, Ini Kata Bos Bank Jago

Kompas.com - 30/11/2023, 13:37 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mengungkapkan potensi keuntungan yang akan diterima jika PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebagai strategic partner melakukan kerja sama dengan TikTok terkait pembukaan TikTok Shop.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, pihaknya tidak dapat berkomentar banyak mengenai ada atau tidaknya kerja sama tersebut. Namun, pihaknya menyambut baik segala bentuk kerja sama, yang diharapkan dapat memberikan dampak bisnis yang positif pada perusahaan.

“Terkait dengan (kerja sama GOTO-TikTok) kami belum bisa berkomentar lebih jauh karena itu diluar manajemen kami. Kalaupun ada pembicaraan keduanya, ke depan kami melihat apa saja potensi kerja yang bisa kami lakukan bersama-sama,” kata Arief dalam Public Expose Live, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Wamendag Sebut TikTok Shop Lagi Urus Izin, Bakal Merger ke GoTo?

Mengutip Bloomberg, Kamis (23/11/2023), TikTok berencana ingin membuka kembali layanan dagangannya, yakni TikTok Shop, dengan bergabung ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atau GoTo. Rencana merger itu dilakukan untuk mengatasi hambatan regulasi yang memungkinkan TikTok menghidupkan kembali layanan belanja online di arena ritel terbesar di Asia Tenggara.

“Makin besar ekosistem (bisnis)-nya, makin banyak bisnis yang bisa digarap bersama. Kalau betul (kerja sama) dengan TikTok, maka akan lebih besar bisnis yang bisa dilakukan bersama yang nantinya dampak tersebut akan positif pada bisnis Bank Jago keseluruhan,” tambahnya.

Arief mengungkapkan, integrasi dengan ekosistem yang dilakukan perusahaan saat ini tidak hanya menyasar pada pembiayaan saja. Dia bilang, pihaknya juga mendorong akuisisi nasabha baru. Pada Oktober 2023 lalu, Bank Jago menjalin kerja sama dengan GOTO dengan mengembangkan Gopay Tabungan by Jago.

“Dari sisi ekosistem GOTO menyumbang 35 persen dari total nasabah pengguna Bank Jago, dimana sisi landing-nya 8-9 persen di portofolio Bank Jago berasal dari GOTO juga,” jelas Arief.

“Ke depannya kami optimistis pinjaman yang berasal dari GOTO akan makin tinggi sejalan dengan portofolio dari kredit Bank Jago,” tambahnya.

Sementara itu, dari sisi likuiditas, Bank Jago mencatatkan ratio likuiditas aset sebesar 40 persen. Ini artinya 40 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jago, berbentuk sangat likuid, dimana sebesar Rp 5-6 triliun ditempatkan dalam bentuk instrumen obligasi pemerintah.

Adapun jumlah modal Bank Jago tercatat sebesar Rp 8,2 triliun, dan merupakan salah satu yang tertinggi di industri perbankan yang menggunakan teknologi digital dalam sebagian besar operasionalnya.

“Kami saat ini berada dalam posisi yang sangat baik, dan ini kami sadari di tengah tingginya suku bunga acuan saat ini, dampaknya pada kenaikan cost of fund. So far, kami bersyukur dengan produk dan layanan yang kami keluarkan bisa bertumbuh, dari mulai funding yang tumbuh 40 persen YoY, hingga CASA ratio yang tumbuh 70 persen dan merupakan salah satu yang tertingi di industri,” tegasnya.

Baca juga: Harapan Menkop Teten jika TikTok Shop Hadir Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com