Meski punya akar yang kuat di bisnis segmen pensiunan, namun BTPN tak menutup mata berkembang lewat segmen-segmen lain yang punya prospek cerah ke depan.
Hal itu dilakukan BTPN sejak 2008 dengan menggarap segmen bisnis mikro lewat Mitra Usaha Rakyat BTPN. Setahun berselang, BTPN meluncurkan BTPN Sinaya untuk kepentingan pendanaan untuk membiayai aktivitas pinjaman.
Selain itu, BTPN juga melirik segmen syariah dengan meluncurkan BTPN Syariah pada 2011. Di tahun tersebut, BTPN mengenakan Program Daya yakni program untuk meningkatkan kapasitas nasabah dan kualitas hidup, termasuk nasabah pensiunan.
Adapun beberapa kegiatannya yakni pelatihan pemasaran digital dan layanan pemeriksaan kesehatan.
"Kami ada kerja sama dengan beberapa universitas, kementerian juga terutama kesehatan untuk para pensiunan kita memberikan konsultasi di cabang-cabang," kata Direktur Kepatuhan BTPN Dini Herdini.
Baca juga: Penuhi Aturan Free Float 7,5 Persen, BTPN Bakal Cari Investor
Communications & Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman mengatakan, program pemberdayaan nasabah ini sudah diikuti oleh 1,5 juta peserta dari 5.019 Kegiatan yang sudah dilakukan per Juni 2023.
"Semua materi yang kita buat, semua kurikulum yang kita buat segala macam, sudah siterjemahkan ke digital di Daya.id," kata Andrie.
Pada 2013, BTPN juga menggarap segmen Small Medium Enterprise (SME). Hal ini menarik minat investor global. Di tahun yang sama, bank terbesar kedua di Jepang, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), masuk jadi investor BTPN setelah mengakuisisi 40 persen saham BTPN.
Tiga tahun berselang, BTPN besar-besaran melakukan digitalisasi perbankan dengan meluncurkan Jenius, aplikasi bank digital pertama di Indonesia.
"Saat ini, jumlah pengguna Jenius sudah mencapai 4,8 juta pengguna," kata Digital Banking Business Stream Head Bank BTPN, Anita Ekasari.
Tak berhenti sampai di situ, tonggak bisnis BTPN juga berlanjut setelah SMBC menambah kepemilikan saham menjadi 92,5 persen pada 2019. Sebagai bank global, SMBC membawa BTPN memasuki segmen bisnis yang lebih besar yakni segmen korporasi.
Lewat jalan panjang itu, BTPN kini menjulang tinggi. Per 30 Juni 2023, BTPN memiliki total aset Rp 193,1 triliun. Sementara total nasabah mencapai sekitar 9 juta nasabah, dan 20.659 karyawan.
Baca juga: Bank BTPN: Pengguna Jenius Tumbuh 19 Persen secara Tahunan
Di tengah berkembangnya ekonomi hijau di Indonesia maupun di dunia, BTPN tak mau ketinggalan "kereta". Saat ini portofolio pembiayaan berkelanjutan BTPN terus tumbuh di tengah pertumbuhan kredit korporasi.
Per 30 Juni 2023, dari total kredit BTPN mencapai Rp 148,7 triliun, 68 persennya merupakan kredit korporasi.
Sementara portofolio pembiayaan berkelanjutan BTPN tercatat Rp 14,17 triliun, dengan Rp 7,63 triliun di antaranya untuk pembiayaan yang berwawasan lingkungan.