Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Cuan di Tengah Sentimen "Window Dressing" Akhir Tahun Ini

Kompas.com - 05/12/2023, 20:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sentimen window dressing mulai membayangi pasar saham belakangan ini. Window dressing dapat dipahami sebagai upaya perusahaan mempercatik laporan keuangannya untuk menunjukkan kinerja cemerlang.

Window dressing juga bisa dikatakan langkah manajer invesasi dalam memoles portofolionya sehingga semakin menarik di mata investor. Adapun fenomena window dressing umumnya terjadi menjelang rilis laporan kinerja, seperti di bulan Maret, Juni, September, dan Desember.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan sedang terjadi anomali musiman jelang akhir tahun. Hal ini menurutnya akan memberikan katalis positif bagi pasar saham Indonesia karena pelaku pasar memanfaatkan momentum window dressing.

Baca juga: Momentum Window Dressing, IHSG Diproyeksi Lanjutkan Kenaikan

“Ini akan mendorong pasar keuangan Indonesia berada di dalam momentum positif dalam menyambut bulan terakhir perdagangan tahun ini,” kata Maximilianus, Selasa (5/12/2023).

Dia mengatakan, saat ini pasar memanfaatkan momentum window dressing sehingga secara tidak langsung membuat harga saham-saham unggulan mengalami kenaikan.

Dia bilang, hal serupa juga dilakukan oleh manajer investasi yang berupaya meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga penutupan kinerja akhir tahun terlihat baik.

“Menariknya tindakan ini dilakukan oleh manajer investasi di seluruh dunia, akibatnya indeks harga saham bergerak naik,” kata Maximilianus.

Baca juga: 3 Tips Panen Cuan Saham Saat Momen Window Dressing

Menurut Maximilianus, window dressing yang terjadi saat ini cukup unik karena biasanya terjadi ketika menjelang tutup buku atau pada kuartal akhir tahun.

Oleh karenanya, setiap akhir tahun atau Desember merupakan bulan yang paling dinanti oleh investor.

Dengan adanya tendensi dari para pelaku pasar maupun perusahaan untuk memperbaiki laporan keuangan, maka biasanya harga saham akan sangat terapresiasi saat momen window dressing.

Baca juga: Window Dressing Saham: Definisi, Dampak, dan Contohnya

Dia menjelaskan, beberapa emiten yang melakukan investasi di perusahaan lain yang listing di bursa juga akan mendapatkan keuntungan dari window dressing.

Dia menyarankan bagi investor yang ingin berburu cuan pada periode ini dapat memperhatikan saham-saham yang berada dalam periode uptrend.

“Untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal, pelaku pasar juga dapat memperhatikan saham saham yang mengalami uptrend, likuiditas perdagangan saham yang baik, valuasi yang murah, prospek perusahaan yang mumpuni, dan emiten-emiten yang dikoleksi oleh fund manager sebagai portfolionya,” kata dia.

Baca juga: Musim Window Dressing Mulai Terlihat, IHSG Bakal Lanjut Menguat?

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, berdasarkan pemantauannya sentimen window dressing sudah mulai membayangi pasar sejak akhir November 2023.

“Terkadang (sentimennya) tidak terlalu besar. Namun yang terjadi di akhir November hingga bulan ini lumayan besar ya. Sayangnya masih terkonsentrasi pada pergerakan IHSG pada saham CREN, CUAN, dan AMMN,” ujar dia kepada Kompas.com.

William mengatakan, bagi investor yang ingin berburu cuan di tengah sentimen window dressing, ada beberapa saham yang bisa menjadi pilihan, seperti BBCA, BBRI, BREN, GOTO, dan TLKM.

“Investor bisa diversifikasi pada yang saham-saham yang sudah naik seperti, BREN atau yang masih tertinggal seperti TLKM, BBRI. Untuk buy, kami merekomendasikan BBRI, BBNI, BMRI, TLKM, JPFA NISP, dan EXCL,” kata William.

Baca juga: Musim Window Dressing Mulai Terlihat, IHSG Bakal Lanjut Menguat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com