Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Mobil Listrik, 4 Raksasa Otomotif Jepang Investasi Rp 66,8 Triliun di Thailand

Kompas.com - 26/12/2023, 16:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Empat raksasa otomotif Jepang akan berinvestasi sebesar 150 miliar baht atau setara sekitar Rp 66,8 triliun (kurs Rp 445 per baht) di industri kendaraan listrik Thailand selama lima tahun ke depan. Ini diungkapkan oleh juru bicara pemerintah Thailand Chai Wacharonke.

Dikutip dari Bangkok Post, Selasa (26/12/2023), menurut data Dewan Investasi Thailand, Toyota Motor dan Honda Motor masing-masing akan berinvestasi sekitar 50 miliar baht atau setara sekitar Rp 22,2 triliun.

Sementara itu, Isuzu Motors akan berinvestasi sebesar 30 miliar baht atau setara sekitar Rp 13,3 triliun. Adapun Mitsubishi Motors akan berinvestasi sebesar 20 miliar baht, setara sekitar Rp 8,9 triliun.

Baca juga: Pemerintah Klaim 4 Produsen Mobil Listrik China Minat Bangun Pabrik di Indonesia

Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik. SHUTTERSTOCK/GUTEKSK7 Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik.

Chai mengatakan, produksi mobil pikap listrik akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan karena investasi dari produsen mobil Jepang mendukung transisi Thailand ke kendaraan listrik.

Hal ini menyusul pembicaraan antara Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin dan tujuh produsen mobil Jepang selama perjalanannya ke Jepang di mana ia menghadiri KTT Peringatan 50 Tahun Persahabatan dan Kerja Sama Asean-Jepang di Tokyo minggu lalu, jelas Chai.

Chai menjelaskan, produsen mobil Jepang telah mengonfirmasi bahwa mereka akan menjadikan Thailand sebagai basis produksi utama mereka di wilayah tersebut.

Pun pemerintah Thailand siap mendukung peralihan mereka ke teknologi mobil modern untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

Baca juga: Sebut Penjualan Mobil Listrik Meningkat, Kemenperin: Rata-rata Pembeli Bukan First Buyer

Produsen mobil Jepang juga mengusulkan sistem pertukaran baterai untuk kendaraan komersial, ujar Chai. Dia menambahkan bahwa pemerintah Thailand ingin mempromosikan lingkungan bisnis kepada investor dari Jepang.

 

Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik. SHUTTERSTOCK/HALFPOINT Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik.

Langkah-langkah tersebut mencakup kebijakan bebas visa untuk perjalanan bisnis singkat guna promosi perdagangan, investasi, dan bisnis antara Thailand dan Jepang mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2026.

Pemerintah Thailand yakin Jepang dapat membantu mendorong dan mengembangkan industri yang ingin dipromosikan oleh Negeri Gajah Putih tersebut, termasuk manufaktur kendaraan listrik, industri biomedis, industri digital, infrastruktur, pembangunan pertanian, dan pengembangan sumber daya manusia.

“Perdana Menteri menekankan bahwa produsen mobil Jepang dapat memainkan peran penting dalam membantu Thailand menjadi pemimpin dalam manufaktur kendaraan listrik di kawasan ini,” kata Chai.

Baca juga: Terbit Bulan Depan, Pemerintah Matangkan Aturan Insentif Pabrik Mobil Listrik

“Thailand tertarik untuk bekerja sama dengan produsen mobil Jepang yang ingin memperluas investasi di negara tersebut guna menciptakan keuntungan bersama bagi industri kendaraan listrik kedua negara,” sebut Chai.

Federasi Industri Thailand memperkirakan Thailand akan memproduksi 2,5 juta kendaraan pada tahun 2030, dengan 70 persen mobil generasi berikutnya berbasis teknologi mesin pembakaran internal, dan sisanya mobil tanpa emisi di segmen kendaraan listrik.

Auramon Supthaweethum, direktur jenderal Departemen Pengembangan Bisnis Thailand mengatakan, antara bulan Januari dan November 2023, sebanyak 612 investor asing telah mendapat izin untuk berinvestasi di Thailand berdasarkan Undang-Undang Bisnis Asing (1999), meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selama periode tersebut, investasi asing bernilai 98,28 miliar baht, turun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menciptakan lapangan kerja bagi 6.086 warga Thailand, atau meningkat 22 persen, katanya.

Baca juga: Pemerintah Gandeng Perusahaan China untuk Produksi Mobil Listrik

Jumlah investor asing terbanyak berasal dari Jepang (129 investor) dengan nilai investasi 30,1 miliar baht, disusul 95 investor asal Singapura dengan nilai investasi 22,2 miliar baht.

 

Adapun 95 lainnya datang dari Amerika Serikat dengan nilai investasi 4,23 miliar baht, 56 dari Tiongkok dengan nilai investasi 15,8 miliar baht, dan 26 dari Hong Kong dengan nilai investasi 5,8 miliar baht, ujar Auramon.

Sebagian besar bisnis asing yang mendapat izin selama periode tersebut menanggapi kebutuhan Thailand akan pembangunan infrastruktur dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya saing negara tersebut, seperti proyek kereta api listrik, pengembangan perangkat lunak, pengembangan platform online, dan pengeboran minyak bumi, tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com