Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaytama, Usaha Yudi Bawa Kayu Olahan Indonesia Tembus Mancanegara

Kompas.com - 29/01/2024, 15:27 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

CIAMIS, KOMPAS.com - Tekad, belajar, dan berani mengambil risiko menjadikan Yudi Eko Santosa sukses dalam bisnisnya. Dengan bendera PT Kaytama Sentra Delta, pria asal Cilacap ini membawa kayu olahan Indonesia ke manca negara dan berhasil meraup omzet 2,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 42,6 miliar pada 2022.

“Kami memiliki tagline Ndeso rasa bule, karena biasanya eksportir itu berkantor pusat di Jalan Jendral Sudirman (Jakarta). Teman teman buyer saya enggak pernah mau saya ajak ke sini (Banjarsari). Karena gurauan mereka, 'tempat kamu itu ga ada di google map'. Tapi, alhamdulillah, saya bukannya minder, malah justru sering menantang teman-teman dari kota-kota besar. Ayo, saya saja yang di kampung bisa,” ujar Yudi di kantornya di Desa Sukasari, Banjarsari, Ciamis, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Tentunya Yudi tidak langsung meraih kesuksesan. Dia pun mengalami pasang surut usahanya. Yudi bercerita, awalnya di merintis usaha di penggergajian kayu di Majenang, Cilacap, setelah memutuskan keluar dari tempat bekerjanya selama 17 tahun di Perhutani. "Saya memutuskan berhenti dan keluar dari zona nyaman, dan merintis usaha," ucap dia.

Baca juga: Mencicipi Gurihnya Bisnis Mi Bangladesh di Medan, Omzet Puluhan Juta Rupiah

Lama-kelamaan sebut Yudi, dirinya berpikir kalau hanya bermain di lokal maka akan susah untuk besar. "Akhirnya saya mencoba mengambil risiko, belajar ekspor. Dengan segala keterbatasan, saya banyak belajar ke sana sini. Alhamdulillah Kaytama punya 3 divisi sekarang ini," kata dia.

Divisi pertama adalah penampungan kayu di Ciamis sekaligus tempat penggergajian kayu (TPK) di dekat kantornya di Banjarsari. Kaytama menampung kayu sengon atau albasiah. "Saya suplai ke pabrik-pabrik plywood di Jawa Timur dan Jawa Tengah,"ujarnya.

Dia bercerita, pendirian TPK tersebut karena dirinya melihat, mayoritas penduduk di daerah tersebut saat panen hanya mengirim kayu secara gelondongan. "Dari situ saya punya konsep, bagaimana caranya saya bisa menambah income buat masyarakat sekitar," imbuh dia.

Dia pun membuka penampungan kayu di Ciamis, yakni di Banjarsari dan Kawali.
"Alhamdulillah untuk lokal kayu sengon saya omzet 1 bulan rata-rata 800 juta kubik," katanya.

Kemudian ada divisi ekspor kayu olahan. Pada 2014, dengan modal pinjaman Rp 150 juta dari Bank Negara Indonesia (persero) atau BNI, Yudi memulai bisnis ekspornya.

"Divisi yang 90 persen saya all out itu di ekspor kayu. Alhamdulillah walaupun di kampung seperti ini, yang tidak ada di google map, tapi saya bisa kirim ke 17 negara, di antaranya Amerika, Australia, New Zealand dan lain-lain. Saya ada 37 klien sampai saat ini," papar Yudi.

Saat ini, Kaytama merupakan pemasok produk kayu olahan yang menawarkan berbagai macam jenis kayu dalam berbagai bentuk produk jadi. Mulai dari Exterior Decking (R1F/E4E/Groove/AntiSkid), Structural Engineered Timber Products (Glue Laminated & Plywood), Solid Timber Panel (Edge Glued & Finger Jointed Panels) dan Industrial components (Laminated Scantlings, Beams, Door Jambs & Frames).

Baca juga: Modal Rp 500.000, Kini Warung Kopi Ini Raup Omzet Rp 50 Juta

Produk kayu olahan produksi Kaytama pun sudah dilengkapi dengan Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) No. : 0133-VLK-MMS-017- IDN dengan Tanda SVLK No. : VLHH-32-09-0004. Saat ini, Kaytama juga telah menjadi perwakilan resmi perusahaan Australia.

"Kami bangga bahwa seluruh fasilitas kami telah mematuhi skema yang merupakan implementasi dari Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang ditandatangani oleh Negara-negara Uni Eropa,” katanya.

“Hal ini seiring dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengkampanyekan pengakuan yang lebih luas khususnya untuk produk kayu olahan di pasar lain," tambah dia.

Adapun divisi ketiga ada pengapalan kontainer. "Kebetulan tanggal 31 agustus 2021 lalu, saya menambah divisi baru di container shipping. Alhamdulilah saya bisa bekerja sama dengan 23 liner, dari mulai OOCL, Maersk, KMTC, dan lain-lain," kata Yudi.

Dia pun mendapatkan kucuran pinjaman Rp 1,5 miliar dari BNI untuk lini bisnis jasa pengapalan kontainer tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com