Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Ekonomi Sosialis: Definisi, Ciri, Kelebihan, dan Contoh Negara

Kompas.com - 18/02/2024, 21:10 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Dalam sistem ekonomi sosialis, tujuan utamanya adalah meminimalkan ketidaksetaraan ekonomi antara individu dan kelompok masyarakat.

Dengan mengurangi atau menghilangkan kepemilikan swasta atas sumber daya alam dan alat produksi, serta mengatur distribusi berdasarkan kebutuhan, sistem ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.

2. Pengendalian harga

Dalam beberapa kasus, sistem ekonomi sosialis memungkinkan pemerintah untuk mengendalikan harga barang dan jasa, yang dapat mencegah inflasi yang tidak terkendali dan melindungi konsumen dari kenaikan harga yang tidak adil.

3. Fokus pada kebutuhan sosial

Kelebihan sistem ekonomi sosialis adalah sistem ini didesain untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, perumahan, layanan kesehatan, dan pekerjaan.

Dengan mengutamakan kebutuhan sosial daripada keuntungan pribadi, sistem ini dianggap dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.

4. Penguatan solidaritas sosial

Kepemilikan kolektif atas sumber daya dapat menghasilkan rasa solidaritas sosial yang lebih kuat, karena semua anggota masyarakat berbagi tanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan ekonomi bersama-sama.

5. Stabilitas ekonomi

Kelebihan sistem ekonomi sosialis adalah bahwa karena pemerintah memiliki kontrol yang lebih besar atas ekonomi, sistem ini dapat menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih besar daripada dalam sistem kapitalis yang cenderung mengalami fluktuasi dan krisis ekonomi.

Penting untuk diingat bahwa kelebihan sistem ekonomi sosialis ini dapat bervariasi tergantung pada implementasi sistem sosialis yang spesifik, serta konteks politik, budaya, dan ekonomi dari suatu negara.

Selain itu, beberapa kritikus berpendapat bahwa sistem ekonomi sosialis juga memiliki kelemahan dan tantangan tersendiri, seperti kurangnya insentif bagi inovasi dan efisiensi ekonomi yang lebih rendah.

Baca juga: Mengapa Sistem Ekonomi Autarki Membuat Bangsa Indonesia Menderita?

Sejarah sistem ekonomi sosialis

Konsep dasar sosialisme telah ada sejak zaman kuno, tetapi pemikiran modern tentang sistem ekonomi sosialis mulai berkembang pada abad ke-18 dan ke-19 sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan terhadap kapitalisme yang berkembang pesat.

Tokoh-tokoh seperti Karl Marx dan Friedrich Engels memainkan peran penting dalam merumuskan teori sosialisme ilmiah.

Salah satu titik balik dalam sejarah sistem ekonomi sosialis adalah Revolusi Rusia pada tahun 1917. Di bawah kepemimpinan Bolshevik, Rusia menjadi negara pertama yang mendirikan sebuah negara sosialis yang didasarkan pada prinsip kepemilikan kolektif atas sumber daya dan pengendalian sentral ekonomi oleh negara.

Revolusi Rusia menyebabkan pembentukan Uni Soviet pada tahun 1922. Uni Soviet menjadi contoh utama sistem ekonomi sosialis dalam skala besar, dengan negara mengendalikan hampir semua aspek kegiatan ekonomi.

Perang Dunia II memainkan peran penting dalam menguatkan sistem ekonomi sosialis di beberapa negara Eropa Timur, terutama di bawah pengaruh Uni Soviet. Pasca-perang, pengaruh Uni Soviet semakin meningkat di kawasan tersebut, dan banyak negara Eropa Timur mengadopsi model sosialis.

Baca juga: Sistem Ekonomi Liberal dan Kerakyatan: Ciri-ciri, Kelebihan, serta Kekurangannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Total Keterlambatan Penerbangan Haji Capai 32 Jam, Kemenag Tegur Garuda

Total Keterlambatan Penerbangan Haji Capai 32 Jam, Kemenag Tegur Garuda

Whats New
Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Whats New
Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com