Dalam sistem ekonomi sosialis, tujuan utamanya adalah meminimalkan ketidaksetaraan ekonomi antara individu dan kelompok masyarakat.
Dengan mengurangi atau menghilangkan kepemilikan swasta atas sumber daya alam dan alat produksi, serta mengatur distribusi berdasarkan kebutuhan, sistem ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
2. Pengendalian harga
Dalam beberapa kasus, sistem ekonomi sosialis memungkinkan pemerintah untuk mengendalikan harga barang dan jasa, yang dapat mencegah inflasi yang tidak terkendali dan melindungi konsumen dari kenaikan harga yang tidak adil.
3. Fokus pada kebutuhan sosial
Kelebihan sistem ekonomi sosialis adalah sistem ini didesain untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, perumahan, layanan kesehatan, dan pekerjaan.
Dengan mengutamakan kebutuhan sosial daripada keuntungan pribadi, sistem ini dianggap dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.
4. Penguatan solidaritas sosial
Kepemilikan kolektif atas sumber daya dapat menghasilkan rasa solidaritas sosial yang lebih kuat, karena semua anggota masyarakat berbagi tanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan ekonomi bersama-sama.
5. Stabilitas ekonomi
Kelebihan sistem ekonomi sosialis adalah bahwa karena pemerintah memiliki kontrol yang lebih besar atas ekonomi, sistem ini dapat menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih besar daripada dalam sistem kapitalis yang cenderung mengalami fluktuasi dan krisis ekonomi.
Penting untuk diingat bahwa kelebihan sistem ekonomi sosialis ini dapat bervariasi tergantung pada implementasi sistem sosialis yang spesifik, serta konteks politik, budaya, dan ekonomi dari suatu negara.
Selain itu, beberapa kritikus berpendapat bahwa sistem ekonomi sosialis juga memiliki kelemahan dan tantangan tersendiri, seperti kurangnya insentif bagi inovasi dan efisiensi ekonomi yang lebih rendah.
Baca juga: Mengapa Sistem Ekonomi Autarki Membuat Bangsa Indonesia Menderita?
Konsep dasar sosialisme telah ada sejak zaman kuno, tetapi pemikiran modern tentang sistem ekonomi sosialis mulai berkembang pada abad ke-18 dan ke-19 sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan terhadap kapitalisme yang berkembang pesat.
Tokoh-tokoh seperti Karl Marx dan Friedrich Engels memainkan peran penting dalam merumuskan teori sosialisme ilmiah.
Salah satu titik balik dalam sejarah sistem ekonomi sosialis adalah Revolusi Rusia pada tahun 1917. Di bawah kepemimpinan Bolshevik, Rusia menjadi negara pertama yang mendirikan sebuah negara sosialis yang didasarkan pada prinsip kepemilikan kolektif atas sumber daya dan pengendalian sentral ekonomi oleh negara.
Revolusi Rusia menyebabkan pembentukan Uni Soviet pada tahun 1922. Uni Soviet menjadi contoh utama sistem ekonomi sosialis dalam skala besar, dengan negara mengendalikan hampir semua aspek kegiatan ekonomi.
Perang Dunia II memainkan peran penting dalam menguatkan sistem ekonomi sosialis di beberapa negara Eropa Timur, terutama di bawah pengaruh Uni Soviet. Pasca-perang, pengaruh Uni Soviet semakin meningkat di kawasan tersebut, dan banyak negara Eropa Timur mengadopsi model sosialis.
Baca juga: Sistem Ekonomi Liberal dan Kerakyatan: Ciri-ciri, Kelebihan, serta Kekurangannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.