Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferdy Hasiman
Peneliti

Peneliti di Alpha Research Database. Menulis Buku Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara, Gramedia 2019. dan Monster Tambang, JPIC-OFM 2013.

Arif Mengolah Produk Ikutan Produk Tambang

Kompas.com - 19/02/2024, 16:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika smelter baru itu dibangun dengan kapasitas 1.000.000 ton per tahun, maka Indonesia mendapat untung besar dari investasi. Karena produk-produk itu akan membuka ruang bagi mekarnya proses industrialialisasi.

Begitupun pabrik smelter tembaga milik PT Amman Mineral di Sumbawa Barat dengan kapasitas di atas 900.000 matrik ton per tahun. Produk ikutannya akan menghasilkan sangat besar untuk pertumbuhan ekonomi daerah.

Angkatlah salah satu contoh produk ikutan pengolahan smelter tembaga, sulfuric Acid/Asam Sulfat yang sedang menjadi buah bibir dan perbincangan politik akhir-akhir ini karena salah satu calon wakil presiden salah mengucapkan pernyataan ke publik.

Asam sulfat adalah limbah B3 yang sangat diperlukan untuk proyek nickel HPAL (High Pressure Acid Leach) dan bahan dasar pupuk.

Untuk nickel HPAL, asam sulfat diperlukan untuk mengekstrak nikel dan cobalt dari laterite ore bodies. Seton nickel mengkonsumsi 25 ton asam suflat.

Karena asam sulfat merupakan limbah B3, maka pengelolaannya juga membutuhkan perlakuan khusus. Jika tak memiliki treatmen khusus, asam sulfat bisa menjadi racun dan berpotensi mencemari lingkungan sekitarnya.

Asam sulfat sifatnya seperti air keras, yaitu korosif, sehingga proses pengirimannya memerlukan kapal tanker dengan spesifikasi stanless steel 316L. Ini untuk keamaan.

Atas fakta di atas, penting bagi pemerintah untuk membuat desain peta jalan pengembangan pabrik smelter, pembangunan industri untuk menampung produk ikutan hasil pembangunan smelter nikel, tembaga atau bauksit.

Pemerintah juga wajib memerintahkan perusahaan-perusahaan yang membangun pabrik smelter untuk memanfaatkan produk ikutan dengan baik dan jangan sampai produk ikutan seperti asam sulfat mengotori lingkungan.

Produk asam sulfat juga harus bisa terserap ke dalam pasar domestik. Untuk hal itu, pemerintah harus sudah membuat desain kebijakan industrial.

Jika ingin dikatakan secara jujur, kondisi pasar saat ini adalah tantangan paling berat bagi para pelaku usaha di pabrik smelter.

Dari sisi logistik, pasar asam sulfat kita kalah bersaing dengan asam sulfat impor. Logistik impor asam sulfat dari luar negeri seperti Filipina, Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang lebih murah dibandingkan asam sulfat produk domestik.

Tak mengherankan produsen lebih suka membeli produk impor daripada hasil olahan domestik.

Untuk itu dibutuhkan tangan negara untuk mendesain kebijakan yang bisa menguntungkan investor domestik.

Padahal, asam sulfat produk domestik hanya akan mampu menyuplai 20 persen kebutuhan asam sulfat untuk industri domestik. Dengan demikian, sulit untuk kita bicara tentang ekspor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com