Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aset Bank Syariah dan UUS Tumbuh 11,1 Persen

Kompas.com - 24/02/2024, 23:15 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah aset perbankan syariah terus meningkat. Pada akhir 2023, aset bank umum syariah dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 868,98 triliun, tumbuh 11,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Jumlah tersebut menyumbang 7,38 persen terhadap aset bank umum secara nasional yang mencapai Rp 11.765,8 triliun. Aset tersebut berasal dari 33 perusahaan yang terdiri dari 14 BUS dan 19 UUS.

Jumlah BUS per Januari 2024 bertambah satu karena UUS Bank Sinarmas telah sukses melakukan spin off menjadi bank yang kini bernama Bank Nano Syariah.

Baca juga: Simak 2 Cara Kirim Saldo DANA ke ShopeePay

Pertumbuhan aset tersebut didorong oleh peningkatan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Per Desember 2023, outstanding pembiayaan BUS dan UUS perbankan mencapai Rp 568,43 triliun, tumbuh 16,65 persen secara yoy dari Rp 491,48 triliun pada tahun 2022. Pangsa pasar pembiayaan perbankan syariah ini baru 8,01 persen.

Adapun DPK BUS dan UUS tahun 2023 mencapai Rp 669,24 triliun, meningkat sebesar 10,42 persen dari Rp 606,06 triliun pada tahun sebelumnya.

OJK menyebut sejumlah bank syariah swasta akan melakukan merger menghasilkan satu bank syariah besar dengan aset minimal Rp 200 triliun. Aksi konsolidasi tersebut merupakan bagian dari implementasi POJK Nomor 12 tahun 2023 terkait spin off UUS.

Baca juga: Kode Bank Banten dan BPD Lainnya untuk Keperluan Transfer

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, rencana merger itu akan dipimpin oleh bank swasta. Prosesnya saat ini masih dalam awal.

"Sebagai bagian implementasi dari POJK terkait spin off, ada beberapa calon yang akan menjadi merger besar. Tapi masih dalam tahap pendahuluan," kata Dian dikutip dari Kontan.co.id.

Dian menyatakan, satu UUS bank swasta telah mengajukan izin untuk menyapih agar bisa jadi pesaing Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank swasta tersebut akan melibatkan tiga hingga empat bank syariah dan UUS.

Baca juga: Kementan Pastikan Produksi Beras Nasional Tetap Aman

Namun, ia enggan memberi bocoran nama bank dan rincian aset mereka. Ia hanya menekankan bahwa penggabungan mereka bisa menghasilkan bank syariah dengan aset minimal Rp 200 triliun.

Dian menekankan bahwa Indonesia membutuhkan dua hingga tiga bank syariah besar agar tercipta sebuah arena persaingan industri yang sehat. Namun, OJK tak ingin menempuh jalur pemaksaan untuk mencapai cita-cita itu, tapi lewat dorongan konsolidasi.

Bank-bank syariah saat ini tidak besar, sehingga tidak akan memberi dampak besar. "OJK menginginkan adanya bank syariah sekelas BSI yang bisa terbentuk melalui merger. Hal ini sesuai dengan mandat UU P2SK kalau spin-off bisa dimintakan sekaligus konsolidasi," kata Dian.

Baca juga: 6 Komponen Sistem Pembayaran di Indonesia

Dari daftar UUS itu, ada dua yang sudah wajib melakukan spin off atau menyapih dari induknya, yakni UUS Bank BTN (BTN Syariah) dan UUS Bank CIMB Niaga.

Keduanya sudah memiliki aset di atas Rp 50 triliun. Sesuai aturan OJK, UUS yang memiliki aset lebih dari 50 persen dari aset induknya atau suda tembus Rp 50 triliun wajib spin off paling lama dua tahun setelah syarat itu dipenuhi.

Adapun UUS swasta lain dengan aset besar adalah UUS Bank Permata sebesar Rp 38,3 triliun, UUS Maybank sebesar Rp 42 triliun, dan UUS Bank Danamon sebesar Rp 12 triliun.

Sedangkan BUS dengan aset besar di antaranya Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Muamalat, BTPN Syariah dengan aset Rp 21,43 triliun per akhir 2023, Bank Panin Dubai Syariah Rp 17,3 triliun, Bank mega Syariah Rp 14,7 triliun, Bank BCA Syariah sebesar Rp 13,3 triliun. (Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk) 

Baca juga: Pengertian Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier serta Contohnya

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ini Daftar Lengkap Bank Syariah di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com