Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berkat AUTP, Petani Rancaekek Bisa Klaim Pengganti Modal dan Langsung Tanam Lagi

Kompas.com - 15/03/2024, 10:24 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para petani di Kabupaten Bandung dapat merasa lega meskipun mengalami gagal panen karena mereka dapat mengklaim asuransi dari Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk mendapatkan pengganti modal tanam ulang.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Jemba Rahayu, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Ayi Sopian menyatakan bahwa kelompoknya berhasil mengajukan klaim asuransi pada musim kemarau sebelumnya.

Hasil verifikasi dari pengajuan klaim asuransi tersebut telah disetujui untuk beberapa anggota poktan dengan lahan seluas 11,5 hektar (ha). Dana klaim ini kemudian digunakan untuk keperluan usaha pertanian selanjutnya, seperti pembelian pupuk.

"Alhamdulillah, klaim asuransi tani bisa cair, tidak butuh waktu lama. (Lahan) seluas 11,5 ha yang gagal panen bisa langsung ditanam ulang," ujar Ayi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Indonesia Masuk Musim Kemarau Maret 2024, Mengapa Masih Hujan?

Ia menjelaskan bahwa saat musim kemarau, dengan keterbatasan air, para petani melakukan mitigasi terhadap gagal panen dengan mendaftarkan lahan mereka melalui AUTP.

"(Pada saat itu) memang ada potensi gagal panen karena ketersediaan air terbatas. (Ketika menanam), ada air, tetapi saat melakukan penyiangan, airnya sudah tidak ada. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengikuti asuransi," jelas Ayi.

Di sisi lain, Koordinator Penyuluh Kecamatan Rancaekek Nur Yulia menambahkan bahwa untuk mengairi 13 desa di wilayah tersebut, digunakan berbagai sumber air seperti Daerah Irigasi (DI) Citarik, Depok, Ciangsana, dan Cimande.

“Namun, untuk daerah yang jauh dari sumber air, seperti Desa Rancaekek Kulon, disarankan untuk mengikuti AUTP karena terdapat risiko gagal panen akibat kekeringan,” imbuhnya.

Baca juga: Nestapa Petani di Kebumen, 3 Kali Gagal Panen akibat Terendam Banjir

Peran penting AUTP bagi petani

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya AUTP bagi petani terutama dalam menghadapi musim kering.

Dia mengatakan bahwa premi asuransi tersebut sangat terjangkau karena mendapat subsidi dari pemerintah, hanya sebesar Rp 36.000 per ha dibandingkan dengan harga aslinya yang Rp 180.000.

"Sayang sekali kalau petani tidak ikut (AUTP) karena jika mereka gagal panen, ada uang yang akan cair maksimal sebesar Rp 6 juta per ha. Ini kan sangat membantu petani," ucap Amran.

Melihat masih banyaknya petani yang belum bergabung dengan AUTP, ia meminta Kepala Dinas (Kadis) Pertanian di daerah untuk aktif dalam menyosialisasikan program ini kepada para petani.

Baca juga: Strategi Ditjen PSP Kementan Antisipasi El Nino, dari AUTP hingga Pompa Air

"Tolong AUTP ini terus disosialisasikan kepada petani karena sangat bermanfaat buat petani," kata Amran.

Terkait musim kemarau, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil menyatakan bahwa selain program AUTP, Kementan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kekeringan.

Upaya tersebut meliputi memberikan informasi kepada petani tentang kondisi iklim berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan memberikan rekomendasi tentang budi daya tanaman, termasuk penggunaan varietas yang tahan kekeringan.

Halaman:


Terkini Lainnya

BTPN Jadi Bank Kustodian

BTPN Jadi Bank Kustodian

Rilis
Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Whats New
4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

Whats New
Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Whats New
50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com