Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi, Peneliti, dan Konsultan

Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Saat ini berkiprah sebagai akademisi, peneliti, dan konsultan. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

Apakah Narasi Ekonomi Terbesar Masih Relevan?

Kompas.com - 18/03/2024, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sedangkan negara lain di Asia Tenggara, PDB perkapita di Singapura, Malaysia, dan Thailand naik 3 hingga 4 kali lipat. Sebaliknya, Brunei Darussalam hanya mengalami kenaikan 1,7 kali.

Prestasi ini membuat Indonesia berhasil menyalip Filipina yang hanya tumbuh 3,5 kali. Tahun 2000, PDB perkapita Filipina adalah 1.090 dollar AS, lebih tinggi dari Indonesia. Hari ini, PDB perkapita Filipina adalah 3,859 dollar AS, lebih rendah dari Indonesia.

Vietnam, khususnya, menunjukkan lompatan paling dramatis dengan pertumbuhan 8,6 kali lipat, dari 400 dollar AS menjadi 4.316 dollar AS.

Pertumbuhan ini menyoroti pentingnya melihat PDB perkapita sebagai ukuran kesejahteraan yang lebih realistis dibandingkan hanya fokus pada ranking PDB.

Menampilkan ranking PDB saja bisa memberi kesan bahwa negara sudah mencapai prestasi yang sangat tinggi dan sudah merasa sangat cukup. Padahal, tingkat kesejahteraan masih perlu diperjuangkan lebih.

Berdasarkan data IMF, Indonesia mengalami kenaikan peringkat signifikan dari tahun 2000 ke 2023, dari posisi ke-127 menjadi ke-110. Informasi ini merupakan fakta penting untuk ditambahkan dalam narasi ke publik.

Pergeseran kriteria negara maju

Bagi negara berkembang yang ingin menjadi negara maju, kuncinya adalah percepatan pertumbuhan ekonomi.

Tiongkok adalah contoh menarik. Pada 1990, PDB perkapita Tiongkok hanya 347 dollar AS, meningkat menjadi 951 dollar AS pada 2000, 4.500 dollar AS pada 2010, dan 12.540 dollar AS pada 2023.

Peningkatan ini disebabkan pertumbuhan ekonomi tinggi, yang sempat mencapai dua digit sebelum turun ke satu digit pasca-2010.

Namun laporan berjudul “The Path to 2075” (Goldman Sachs, 2022) mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi global cenderung menurun sebagai dampak dari pertumbuhan populasi global yang melambat.

Dari porsi kekuatan total ekonomi, emerging market akan dominan. Tiongkok, Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Jerman akan menjadi lima besar ekonomi di tahun 2050.

Selanjutnya, Tiongkok, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Nigeria akan menjadi lima besar ekonomi di tahun 2075.

PDB perkapita Indonesia diperkirakan mencapai 19.800 dollar AS pada tahun 2050 dan 43.400 dollar AS pada tahun 2075.

Meskipun angka ini tampak tinggi, nyatanya masih di bawah rata-rata dunia, 27.700 dollar AS untuk tahun 2050 dan 47.700 dollar AS untuk tahun 2075.

Namun, analisis rasio PDB perkapita Indonesia terhadap dunia menunjukkan adanya peningkatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com