Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Minta Bulog Ikut Serap Gabah, Bukan Hanya Beras

Kompas.com - 01/04/2024, 14:10 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta Perum Bulog untuk mau menyerap gabah petani dan bukan hanya beras.

SebabGaba,  dijelaskan dia, jika pemerintah ikut menyerap gabah petani bisa dipastikan pembelian gabahnya tidak akan jatuh.

“Tolong Bulog kalau bisa itu Bulog beli gabah petani, karena petani hanya jual gabah. Boleh beli beras tapi beli juga gabah dari petani supaya pemerintah ketemunya juga dengan petani karena kami dapat informasi mereka sudah mulai teriak karena harga gabah sudah turun,” ujarnya dalam Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Idul Fitri di Jakarta, Senin (1/4/2024).

Baca juga: Benarkah Petani hingga Buruh Tani Untung Kenaikan Harga Gabah?

Ihwal permintaan Mentan Amran itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo mengatakan, Bulog sejatinya siap menyerap gabah petani lantaran sudah memiliki teknologi canggih yakni mesin Modern Rice Milling Plant (MRMP) yang bisa dipakai untuk menggiling gabah.

Namun saat ini pihaknya masih memerintahkan Bulog untuk menyerap gabah petani untuk diolah dan dijual dengan beras komersial. Sebab jika Bulog ikut andil dalam penyerapan gabah petani untuk diolah ke beras umum, bisa memicu kenaikan harga beras lagi.

“Saat ini harga pokok penjualan (hpp) Bulog sudah Rp 5.000 untuk gabah tapi saya minta ke Bulog seluruh Indnesia kalau memang untuk komersial, dia bisa serap ikut harga market,” katanya.

“Misalnya harga gabah Rp 6.000 per kilogram teman-teman bisa serap tapi enggak boleh mengganggu kalau produksinya belum full jangan ganggu karena Bulog kalau masuk terlalu dalam nanti akan memacu harga tinggi lagi,” pungkasnya.

Baca juga: Penyebab Harga Beras Naik Versi KPPU: Penggilingan Padi Besar dan Kecil Rebutan Gabah

Sebelumnya Bulog pernah mengkau kesulitan sulit menyerap gabah petani. Kepala Bulog Sub Divre Karawang, Yulianti Alzam bilang, pihaknya kesulitan menyerap gabah untuk dijadikan beras cadangan pemerintah karena harga gabah saat ini di Karawang jauh lebih tinggi dari standar Bulog. 

"Ya pasti, karena Bulog itu dalam menyerap gabah atau beras ada standar yang diberikan oleh pemerintah. Kalau pemerintah itu ada ketetapannya melalui Bapanas (Badan Pangan Nasional), Bulog bisa menyerap gabah petani dengan harga Rp 5.500. Sementara realita sekarang di lapangan Rp 7. 300. Kalau kami beli, kami melanggar," ujar Yulianti di sela operasi pasar di Kantor Desa Duren, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com