Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Kompas.com - 16/05/2024, 14:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) membeli Renewable Energy Certificate (REC) sejumlah 143 unit dari PLN untuk Factory 1 Karawang, dan akan terus ditambah secara bertahap sesuai dengan peta jalan energi baru terbarukan (EBT) UCID.

REC adalah sertifikat energi hijau atau sertifikat energi terbarukan yang dapat digunakan untuk mengeklaim konsumsi listrik dari sumber EBT.

Dengan upaya ini, perusahaan mengungkapkan bahwa energi yang dihasilkan dari tiga pabrik bisa dialihkan ke green energy, dan berkontribusi mengurangi lebih dari 14.000 ton CO2 yang dihasilkan dalam satu tahun.

Baca juga: Transaksi Bursa Karbon Minim, Pengusaha Berikan Rekomendasi untuk OJK

Presiden Direktur Takumi Terakawa mengatakan, meningkatnya emisi gas rumah kaca yang disebabkan dari aktivitas industri, baik transportasi maupun penggunaan energi, mengakibatkan pemanasan global dan peningkatan suhu.

Karena itu, untuk mencegah semakin parahnya pemanasan global dan perubahan iklim, Pemerintah gencar mempromosikan penggunaan energi baru terbarukan (EBT), dan menargetkan net zero emission sampai dengan tahun 2060 atau lebih cepat.

“Kami yakin, untuk merealisasikan target yang dicanangkan Pemerintah, diperlukan dukungan dengan tindakan konkret termasuk dari pihak swasta, dan menyadari sebagai Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjaga lingkungan demi masa depan,” kata Takumi, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

 


Upaya mendorong green energy dimulai sejak pemasangan PLTS yang dimulai dari Factory 1 di Karawang pada 2022, dilanjutkan dengan East Java Factory dan PT Uni-Charm Non-Woven Indonesia yang terletak di Jawa Timur pada 2023.

Manajer PT PLN (Persero) UP3 Karawang Imam Ahmadi mengatakan, REC adalah inovasi produk listrik hijau PLN yang mempermudah pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang diakui internasional.

“Kami dari PLN akan terus mempenetrasikan penggunaan green energy,” kata Imam.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, UCID telah secara aktif berupaya menggunakan energi baru terbarukan. Penggunaan energi baru terbarukan dalam skala besar sangat penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Ini diperlukan demi mencapai target yang telah dicanangkan Pemerintah, yaitu mewujudkan net zero emission di 2060 atau lebih cepat. Kami berharap agar kolaborasi antara Pemerintah dengan sektor swasta dapat terus terjalin di masa mendatang,” tegas Ai.

Takumi menambahkan, pemasangan PLTS dan pembelian REC kali ini pun merupakan upaya perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan energi baru terbarukan. Dia juga menargetkan UCID mampu menggunakan 100 persen energi baru terbarukan sampai dengan tahun 2030.

“Selain memasang dan memaksimalkan penggunaan PLTS di tiga pabrik, kami juga mempertimbangkan berbagai upaya lain, salah satunya pembelian REC untuk dua pabrik di Jawa Timur,” tegas Takumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Punya Beragam Fungsi, INACA Dorong Penggunaan Helikopter di Indonesia yang Masih Minim

Punya Beragam Fungsi, INACA Dorong Penggunaan Helikopter di Indonesia yang Masih Minim

Whats New
Tingkatkan Volume Investasi, Bea Cukai Berikan Insentif Fiskal untuk Kawasan Bebas dan KEK di Batam

Tingkatkan Volume Investasi, Bea Cukai Berikan Insentif Fiskal untuk Kawasan Bebas dan KEK di Batam

Whats New
Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Whats New
Rupiah Tertekan, Pemerintah Pastikan Belum Bahas Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Rupiah Tertekan, Pemerintah Pastikan Belum Bahas Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Whats New
Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Whats New
Fordigi BUMN: Pekerja di Sektor Informal Naik 30 Persen tapi Banyak Belum Akses BPJS

Fordigi BUMN: Pekerja di Sektor Informal Naik 30 Persen tapi Banyak Belum Akses BPJS

Whats New
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Whats New
Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Whats New
Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Earn Smart
2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Whats New
HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

Whats New
Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Whats New
Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Whats New
Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Whats New
Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com