Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Minta Pemda Lebih Kerja Keras Tekan Inflasi Daerah

Kompas.com - 03/07/2024, 14:09 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta pemerintah daerah (Pemda) bekerja lebih keras dalam mengendalikan inflasi di daerah.

Meski inflasi nasional secara year on year pada Juni 2024 sebesar 2,51 persen, namun masih ada inflasi di sejumlah daerah yang berada di atas angka tersebut.

“Kemudian dicek lagi harga-harganya yang mana yang masih tinggi,” ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang disiarkan secara virtual, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: The Fed Sebut Ada Kemajuan dalam Inflasi AS, Wall Street Menghijau

Menurutnya, daerah perlu mengevaluasi berbagai upaya pengendalian inflasi yang dinilai belum maksimal.

Dia menjelaskan, berbagai strategi pengendalian sudah sering disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang sudah berlangsung hampir dua tahun.

“Tentunya bapak atau ibu sekalian sudah hafal di luar kepala, tinggal dicek betul pelaksanaannya di lapangan,” kata dia.

Baca juga: Ketahanan Pangan, Mendagri Minta Pemda Tak Konversi Lahan Pertanian

Menurutnya, upaya pengendalian inflasi di daerah ini penting karena bakal berdampak terhadap capaian inflasi nasional. Karena itu, kata Tomsi, daerah yang inflasinya masih di atas rata-rata nasional diharapkan dapat berubah lebih baik.

Dengan demikian, daerah tersebut dapat berkontribusi positif terhadap pengendalian inflasi secara nasional di bulan berikutnya.

Terlebih, saat ini banyak daerah yang dipimpin oleh penjabat (Pj) kepala daerah, sehingga lebih bisa konsentrasi dan bekerja lebih keras lantaran tak terpengaruh dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.

Baca juga: Tarif Listrik Tak Naik, PLN Dukung Pemerintah Jaga Inflasi

Di lain sisi, Tomsi bersyukur karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia pada bulan Juni mengalami deflasi sebesar 0,08 persen secara month to month (Juni 2024 terhadap Mei 2024). Sedangkan inflasi secara year on year pada Juni 2024 sebesar 2,51 persen.

Menurut dia, angka ini lebih rendah dibanding inflasi secara year on year pada Mei 2024 sebesar 2,84 persen. Angka ini terbilang baik, meski inflasi Indonesia pernah sebesar 2,28 persen secara year on year pada September 2023.

“Namun demikian, patut kita syukuri bahwa atas kebersamaan kita semua atas kerja keras kita semua angka ini dapat kita capai,” jelasnya.

Baca juga: Ramalan Bank Dunia untuk Ekonomi RI 2024, Inflasi 3 Persen, PDB 5,1 Persen

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan 10 daerah dengan inflasi tertinggi. Di tingkat provinsi yakni Papua Pegunungan, Sulawesi Utara, Papua Tengah, Sumatera Barat, Gorontalo, Papua Barat, Bengkulu, Maluku, Riau, dan Kepulauan Riau.

Sementara di tingkat kabupaten, inflasi tertinggi ada di Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Nabire, Pasaman Barat, Jayawijaya, Gorontalo, Kerinci, Dharmasraya, Mukomuko, dan Aceh Tengah.

Sedangkan inflasi tertinggi di tingkat kota yakni di Kotamobagu, Ambon, Padangsidimpuan, Bukittinggi, Dumai, Sibolga, Batam, Ternate, Gunungsitoli, dan Padang.

Baca juga: Gubernur BI: Inflasi Indonesia Termasuk Terendah di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

J Trust Bank Salurkan Pembiayaan Mikro untuk Kelompok Nelayan

J Trust Bank Salurkan Pembiayaan Mikro untuk Kelompok Nelayan

Whats New
Meski Ada Indikasi Korupsi, Erick Thohir Akan Tetap Selamatkan Indofarma

Meski Ada Indikasi Korupsi, Erick Thohir Akan Tetap Selamatkan Indofarma

Whats New
Luhut Jelaskan Alasan Mau Terapkan Bea Masuk Impor Tekstil 200 Persen

Luhut Jelaskan Alasan Mau Terapkan Bea Masuk Impor Tekstil 200 Persen

Whats New
Ada Promo Tiket Pesawat hingga Koper Murah, Kompas Travel Fair 2024 Bidik Transaksi Rp 31,4 Miliar

Ada Promo Tiket Pesawat hingga Koper Murah, Kompas Travel Fair 2024 Bidik Transaksi Rp 31,4 Miliar

Whats New
Erick Thohir Jawab Kritik soal Suntikan APBN ke BUMN Sakit

Erick Thohir Jawab Kritik soal Suntikan APBN ke BUMN Sakit

Whats New
BTN Manfaatkan AI hingga Komputasi Awan untuk Tingkatkan Layanan

BTN Manfaatkan AI hingga Komputasi Awan untuk Tingkatkan Layanan

Whats New
Cara Top Up E Money Mandiri Melalui Aplikasi Livin'

Cara Top Up E Money Mandiri Melalui Aplikasi Livin'

Work Smart
BNI Luncurkan Wondr, Ada Promo Harga Spesial dengan QRIS

BNI Luncurkan Wondr, Ada Promo Harga Spesial dengan QRIS

Whats New
Erick Thohir: PMN Tak Cuma Buat BUMN Sakit, tapi Penugasan

Erick Thohir: PMN Tak Cuma Buat BUMN Sakit, tapi Penugasan

Whats New
Watsons Hadirkan Promo 7.7, Ada Diskon 70 Persen hingga Voucher Rp 77.000

Watsons Hadirkan Promo 7.7, Ada Diskon 70 Persen hingga Voucher Rp 77.000

Spend Smart
Tingkatkan Pemasaran, Anak Usaha BUMN Beri Pelatihan 'Digital Marketing' ke Pelaku UMK di Gunung Kidul

Tingkatkan Pemasaran, Anak Usaha BUMN Beri Pelatihan "Digital Marketing" ke Pelaku UMK di Gunung Kidul

Whats New
GB Sanitaryware Raih Indonesia Digital Popular Brand Award 2024

GB Sanitaryware Raih Indonesia Digital Popular Brand Award 2024

Rilis
Bank DKI Tingkatkan Layanan ke Nasabah lewat JakOne Mobile

Bank DKI Tingkatkan Layanan ke Nasabah lewat JakOne Mobile

Whats New
Berantas Barang Impor Ilegal, Hippindo Usul Pemerintah Bentuk Satgas

Berantas Barang Impor Ilegal, Hippindo Usul Pemerintah Bentuk Satgas

Whats New
Hingga Mei 2024, PHE Catatkan Produksi Migas 1,05 Juta BOEPD

Hingga Mei 2024, PHE Catatkan Produksi Migas 1,05 Juta BOEPD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com