Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Krakatau Steel: Rugi Menahun, Utang Menggunung

Kompas.com - 29/01/2020, 16:42 WIB
Muhammad Idris,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir cukup dipusingkan dengan masalah yang menerpa PT Krakatau Steel (Persero). Selama bertahun-tahun, BUMN produsen baja ini selalu saja merugi.

Kerugian tahunan emiten bursa berkode KRAS ini juga tak tanggung-tanggung, mencapai triliunan rupiah. Kondisi ini menyebabkan perusahaan terus menerus menumpuk utang.

Dikutip dari Annual Report 2018, perusahaan membukukan rugi tahun berjalan sebesar 77,16 juta dollar AS atau sekitar Rp 234 miliar (kurs Rp 13.636).

Tahun 2017, perusahaan juga mencatatkan rugi sebesar 86,09 juta dollar AS. Kerugian terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar sebesar 326,51 juta dollar AS atau setara Rp 4,45 triliun.

Tahun 2014, perusahaan juga mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar 154,18 juta dollar AS, kemudian berturut-turut perusahaan membukukan rugi pada tahun 2016 rugi 180,72 juta dollar AS.

Rentetan utang dari tahun ke tahun tersebut jelas sangat membebani kinerja perseroan. Krakatau Steel bahkan tercatat selalu rugi sejak tujuh tahun berturut-turut.

Baca juga: Sederet Bisnis Krakatau Steel, dari Waterbom Hingga Developer Rumah

Krakatau Steel pernah juga disorot karena proyek pabrik yang mangkrak. Saat itu, perusahaan tak juga menyelesaikan proyek pembangunan blast furnace. 

Belum selesai masalah, beberapa waktu lalu, salah satu direkturnya juga diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK saat itu menetapkan Direktur Teknologi dan Produksi Krakatau Steel Wisnu Kuncoro sebagai tersangka suap pada tahun lalu setelah operasi tangkap tangan (OTT).

Utang menggunung

Sebelumnya, Erick Thohir menyoroti soal restrukturisasi utang yang dilakukan Krakatau Steel. Mulanya, Erick menyebut restrukturisasi utang perusahaan plat merah itu senilai Rp 40 triliun.

Namun, hitungan tersebut dia akumulasikan dengan utang-utang anak perusahaan Krakatau Steel. Jika dihitung utang perusahaan induknya saja, jumlah restrukturisasinya sekitar Rp 31 triliun.

“Kan nilai langsungnya 2,2 miliar dollar AS, jadi kurang lebih Rp 30 triliun, tapi kalau kita sisir lagi Krakatau Steel punya anak-anak juga. Jadi saya berasumsi secara global ini akan lebih besar utangnya,” ujar Erick.

Setelah menjelaskan soal restrukturisasi utang Krakatau Steel, Erick mengungkapkan perusahaan tersebut saat ini memiliki anak usaha sekitar 20.

Namun, pernyataan mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu diralat oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.

Baca juga: Disorot Erick Thohir, Krakatau Steel Juga Punya Bisnis Lapangan Futsal

Silmy yang duduk di sebelah Erick langsung berbisik. Setelah mendengar bisikan Silmy, Erick pun langsung tersenyum. Lalu, dia menjelaskan bahwa Krakatau Steel saat ini memiliki anak usaha sebanyak 11 dan 60 cucu usaha.

“Ini (Krakatau Steel) keluarga besar juga, jadi kalau di BUMN, banyak anak makin banyak rezeki,” kata Erick kepada wartawan sambil tersenyum.

(Sumber: KOMPAS.com/Akhdi Martin Pratama | Editor: Yoga Sukmana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com