Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Perikanan di Bitung Mati, Ini Kata Menteri KKP

Kompas.com - 17/02/2020, 19:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BITUNG, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo buka suara soal matinya pabrik pengolahan ikan yang mati di Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Edhy mengatakan, dia bakal mencari jalan keluar dari masalah matinya pabrik pengolahan ikan tersebut. Bila masalahnya ada pada kekurangan stok, dia berencana memperkuat stok ikan yang dibutuhkan pabrik-pabrik pengolahan.

"Tergantung apa masalahnya. Ini saya kaji tapi mereka yang jelas bahan baku harus ada, ya kita perkuat dong," kata Edhy di Bitung, Sulawesi Utara, Senin (17/2/2020).

Baca juga: Pernah Dikunjungi Jokowi, Nelayan Muaragembong Masih Susah Beli BBM

Edhy mengaku dirinya sangat menyayangkan adanya fenomena pabrik pengolahan ikan yang mati. Padahal dia bilang, pemerintah tengah gencar-gencarnya mengundang investor asing masuk di sektor kelautan dan perikanan.

"Bagaimana orang mau masuk kalau lihat yang existing saja enggak diperhatikan. Peluang kita ada, semangat kita ada, semangat pemerintah daerah ada, tanya ke walikota Bitung sudah berapa lama beliau turun ke jalan untuk protes. Mudah-mudahan bisa jawab masalah ini," ujar Edhy.

Seperti diketahui, ada pabrik pengalengan ikan mati di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Menurut pemerintah setempat, pabrik ikan tuna kalengan tersebut berhenti beroperasi sejak Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti masih menjabat.

Walikota Bitung Max J Lomban mengatakan, matinya pabrik pengolahan ikan tersebut karena kebijakan Susi Pudjiastuti yang dianggap tidak sesuai dengan Kota di bagian Sulawesi Utara itu.

"Karena regulasi itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi di kota Bitung," kata Max di Bitung, Sulawesi Utara, Senin (17/2/2020).

Regulasi yang dimaksud antara lain perizinan kapal yang memakan waktu lama dan tidak diperbolehkannya bongkar muat (transhipment) di tengah laut.

Perizinan kapal yang memakan waktu 3-4 bulan tersebut membuat tidak adanya stok ikan untuk diolah di pabrik. Padahal, kapasitas produksi pabrik mencapai 1.440 ton per hari.

Adapun saat ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebenarnya telah memangkas perizinan kapal dari yang sebelumnya berbulan-bulan menjadi hanya 1 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com