Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Virus Corona, Pasokan Komponen Industri Elektronik Tersendat

Kompas.com - 24/02/2020, 15:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona mulai memberikan dampaknya terhadap pelaku industri elektronik. Ini akibat merosotnya aktivitas perdagangan China.

Arus pasokan komponen dan bahan baku dari negara tersebut mulai terasa tersendat, sehingga mengancam kegiatan produksi dan ekspor industri elektronik nasional.

Pemerintah melalui instansi terkait diharapkan bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu pelaku industri elektronik mengatasi masalah pasokan bahan baku dan komponen ini.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Terkoreksi 0,3 Persen

“Sebagian bahan baku dan komponen produk elektronik, kita masih menggunakan komponen dari China karena harganya memang lebih bersaing dibandingkan pemasok negara lain," kata Ketua Umum Gabungan Elektronika (GABEL) Oki Widjaya dalam keterangannya, Senin (24/2/2020).

Oki menjelaskan, merebaknya wabah virus corona menyebabkan pasokan komponen dari China mulai tersendat. Kondisi ini, imbuh dia, akan sangat mengganggu kegiatan produksi dan ekspor industri elektronik nasional.

"Melihat dampak virus corona yang kian masif, kami harapkan pemerintah memberi perhatian terhadap pasokan komponen ini, agar tidak berdampak buruk pada kinerja produksi dan ekspor industri elektronik nasional,” terang Oki.

Ia menyataka, pihaknya mendesak pemerintah melalui koordinasi Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Tenaga Kerja, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, pemerintah segera melakukan sinergi menyelamatkan sektor industri primadona ekspor dari dampak buruk penyebaran virus corona.

“Tanpa upaya komprehensif dikhawatirkan kegiatan produksi industri elektronik tersendat, bahkan terancam berhenti. Apabila kondisi ini tak juga teratasi akan berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan, penerimaan negara, nasib tenaga kerja, dan investasi," ungkap Oki.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Strategi Antisipasi Perlambatan Ekonomi Akibat Virus Corona

Sementara itu, Sekjen GABEL Daniel Suhardiman mengungkapkan, terjaminnya pasokan komponen untuk industri elektronik nasional harus diakui merupakan salah satu faktor pendukung utama industri ini masih memiliki peluang menjadi pemain yang kuat di pasar domestik.

"Apalagi pemerintah juga mengklaim, sektor elektronik sesuai peta jalan industri Indonesia 4.0 merupakan salah satu dari lima kelompok manufaktur yang akan menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri generasi keempat di Tanah Air," ujar Daniel.

Namun saat ini tidak bisa dipungkiri, kedalaman struktur industri elektronik nasional dan turunannya masih sangat terbatas, sehingga ketergantungan terhadap pasokan komponen dan bahan baku impor masih besar, termasuk dari China.

Jika aktivitas produksi, jalur logistik atau kegiatan bongkar muat di pabrik hingga pelabuhan di China menurun karena wabah virus corona maka dampaknya akan langsung dirasakan pelaku industri nasional.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Pemerintah Bahas Kemungkinan Penurunan Harga Avtur

Lambat laun pelaku industri akan kehabisan stok materil untuk memproduksi lokal komponen, sehingga tidak bisa membuat produk jadi elektronik.

"GABEL menilai perlu pemerintah menyiapkan payung antisipasi terhadap kemungkinan pukulan keras terhadap sektor elektronik akibat virus corona," ucap Daniel.

Ia menyebut, kebijakan itu minimal mendorong dan membantu pelaku industri elektronik mendapatkan sumber pasokan alternatif dari negara lain selain China untuk sementara waktu

“Misalnya dengan memberi insentif agar pengadaan material bahan baku dan penolong dari negara non-China hargaya tetap kompetitif. Apakah pengurangan beban biaya logistik, energi, dan sebagainya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com