Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Ramal Ekonomi RI 2020 Stagnan, Tahun Depan Tumbuh 4,8 Persen

Kompas.com - 09/06/2020, 09:50 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memproyeksi perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tidak akan tumbuh tahun ini, atau mengalami stagnasi akibat pandemi virus corona.

Namun tahun depan, lembaga keuangan internasional itu memprediksi perekonomian Indonesia mengalami rebound dengan tumbuh di kisaran 4,8 persen.

Dalam laporan terbarunya mengenai kondisi perekonomian global yang tengah mengalami krisis akibat pandemi, Bank Dunia menyatakan pandemi virus corona (Covid-19) telah mengakibatkan tekanan terhadap perekonomian hampir di seluruh negara di dunia baik dari sisi eksternal maupun internal.

Lockdown atau isolasi total yang diterapkan di banyak negara untuk menekan angka persebaran virus telah membuat kontraksi di berbagai aktivitas perekonomian.

Indonesia yang merupakan eksportir komoditas di kawasan Asia Timur dan Pasifik pun mengalami pukulan yang cukup hebat di awal tahun akibat lockdown yang diterapkan di banyak negara yang membuat harga komoditas merosot cukup dalam.

Selisih antara proyeksi terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan proyeksi di awal tahun yang dilakukan oleh Bank Dunia sebesar 5,1 poin persentasi untuk tahun 2020. Sementara untuk tahun 2021 sebesar 0,4 poin persentase.

Bank Dunia mencatatkan, perekonomian negara berkembang merupakan yang paling berisiko di tengah pandemi virus corona. Pasalnya, dari sisi sistem kesehatan, negara berkembang cenderung lebih rentan dan kurang kuat jika dibandingkan dengan negara maju.

Selain itu, negara berkembang memiliki keterlibatan yang lebih dalam perekonomian global, baik itu rantai pasok, pariwisata, serta ketergantungan terhadap harga komoditas dan pasar keuangan.

Jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia Pasifik lain, pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun ini diperkirakan tumbuh negatif 3,1 persen sebelum mengalami rebound dan tumbuh hingga 6,9 persen pada tahun berikutnya.

Untuk Filipina diproyeksi akan mengalami kontraksi sebesar 1,9 persen dan akan tumbuh 6,2 persen tahun depan, sementara perekonomian Thailand diperkirakan akan terkoreksi hingga 5 persen tahun ini. Sementara tahun depan diperkirakan kembali tumbuh di kisaran 4,1 persen.

Menurut catatan Bank Dunia, ketiga negara tersebutlah yang mengalami kontraksi terparah di antara negara lain di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com