Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalahkan Vietnam, Ini Strategi BKPM

Kompas.com - 02/09/2020, 20:25 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas perang dagang China dan Amerikas Serikat, kini banyak perusahaan yang merelokasi pabriknya dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Sayangnya, bukan Indonesia melainkan Vietnam, yang menjadi negara paling banyak diminati investor untuk merelokasi bisnisnya.

Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan mengatakan, ada beberapa alasan mengapa Vietnam lebih unggul. Selain karena jarak negara tersebut lebih dekat dengan China, biaya investasinya juga lebih kompetitif dari segi pekerja dan lahan.

"Vietnam insentifnya dirancang semurah apapun, dan jarak itu juga memberikan faktor yang sangat penting," kata dia dalam webinar Bedah RAPBN 2021, Raby (2/9/2020).

Baca juga: Ini Alasan Bappebti Blokir Situs Investasi Binomo

Maka untuk bisa bersaing dengan Vietnam, BKPM telah menyiapkan beberapa strategi. Indra bilang, persoalan jarak tentu tak bisa diatasi, oleh sebab itu Indonesia mendekatkan investor lewat pemberian layanan sebaik mungkin.

"Kami identifikasi perusahaan-perusahaan yang punya pabrik di China dan punya potensi pindah. Itu kita rayu, ketemu dan sangat kita service, temani mereka dengan benar-benar dan kasih informasi yang sangat baik. Jadi kita dari sisi service," jelasnya.

Soal pekerja, maka akan diberikan informasi sejelas mungkin terkait upah minimum regional (UMR) di setiap daerah, dengan demikian investor mengetahui secara jelas ongkos pekerja yang perlu dikeluarkan. Menurut Indra, ada beberapa daerah yang dari sisi upah cukup bersaing dengan Vietnam, salah satunya Jawa Timur.

"Kalau dibilang Indonesia UMR-nya masih tinggi dibanding Vietnam, itu yang mana dulu, daerah Banten? Kalau Banten memang paling tinggi, jadi kalau mau ke Jawa Tengah itu sama dengan Vietnam. Nah itu investor baru tahu (informasinya)," ungkapnya.

Baca juga: Gandeng BKPM, KKP Bidik Investor Amerika dan Australia

Terkait lahan yang terbilang lebih mahal dengan Vietnam, Indra mengakui hal tersebut. Selain dengan mengandalkan layanan yang maksimal bagi investor, BKPM akan terus berupaya untuk menyediakan lahan dengan ongkos yang kompetitif.

Salah satunya, dengan proyek yang ada di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Dengan menggandeung BUMN, pada kawasan ini akan disediakan lahan dengan harga yang lebih kompetitif bagi investor.

Pada tahap pertama, pengembangan KIT Batang dilakukan di lahan seluas 450 hektar dan diperkirakan akan menampung 30.000 tenaga kerja lokal. Kemudian tahap selanjutnya akan dikembangkan keseluruhan lahan sekitar 4.500 hektar.

"Kita mau coba dengan kawasan industri Batang, supaya bersaing head to head dengan Vietnam di harga tanah," pungkas Indra.

Baca juga: BKPM: Investasi Bakal Naik, Syaratnya Kasus Covid-19 Terkendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com